INDOSIAR

Kunjungan media massa elektronik dengan mengunjungi gedung indosiar dan mengunjungi beberapa acara seperti Histeria, Kiss, Kultum, Buaya Show dan liga Serie A juga diajarkan menjadi seorang Jurnalist yang handal

METRO TV

kunjungan media ke gedung METRO TV dan diajarkan menjadi JURNALIST yang profesional

BERFOTO DENGAN UYA KUYA

Disaat sedang berkunjung ke acara Buaya Show kita sempatkan untuk berfoto dengan artis ternama yaitu UYA KUYA

OLEH OLEH

Penyerahan hadiah oleh pihak INDOSIAR kepada ka Dian, selaku pembina PESAT JURNALISTIK

ACARA PEMBUKAAN

Saat menunggu dari pihak INDOSIAR kita sempatkan untuk berfoto dan makan makan

BERTEMU ARTIS

Siapa sangka di sela sela kesibukan di gedung indosiar kita bertemu dengan artis The Changcuters

Jumat, 19 Desember 2008

# Pezat_News Edisi Special Hari Ibu…. #

PEZAT_NEWS
-the next to be better-
Edisi: 003/22 Desember/2007

# Pezat_News Edisi Special Hari Ibu…. #

I Love You, Mom !!!

Bunda adalah kejora,
Karena setiap geriknya benderang sayang
Bunda adalah bunga
Selalu berseri, berwarna dan mempesona
Bunda adalah surga
Helai nafasnya tidak hanya cinta tapi juga doa
Dalam semesta,
Tak ada yang lebih kemilau menyala
Kecuali bunda

Ketika melihat tivi, ada selingan iklan. Muncul balita sebagai model salah satu produk susu bayi, bilang 'I love you, Mom!' Ihh… gemes banget. Pernah nggak sih kamu bilang ke ortumu kayak gitu? Hmm... jangan-jangan tiap hari malah berantem mulu, kali ye. Uppss, kamu bukan tipe anak durhaka kan? Semoga. Banyak banget kejadian di sekeliling kita yang memberi contoh jelek, terutama perlakuan terhadap ortu. Dan yang paling parah adalah perlakuan buruk terhadap sosok ibu. Mulai berani membangkang terhadap perintahnya, membentak, hingga memukul ibu secara fisik. Hanya karena uang saku kurang, seorang anak bisa tega membentak, memarahi, bahkan memukul ibunya. Durhaka betul nih bocah. Belum lagi hanya karena ibunya berpendidikan lebih rendah dari dirinya, anaknya jadi malu mempunyai ibu yang bodoh. Naudzubillahi min dzalik. Maraknya program tivi semisal Derap Hukum, Fakta, Brutal, Buser, Sergap dan tayangan sejenis lainnya, banyak sekali mengisahkan kejadian tragis seorang anak yang tega membunuh ortu kandungnya sendiri. Belum lagi bila kita perhatikan sekeliling kita, penuh dengan kejadian seperti itu di depan mata. Kenapa sih bisa muncul hal-hal yang tidak wajar seperti ini? Bukankah ortu adalah orang pertama yang harus kita hormati setelah Allah Ta'ala dan RasulNya?Salah asuh

Eits… ini bukan judul roman yang ditulis oleh Marah Rusli itu lho. Salah asuh adalah pola didik salah yang diterapkan orangtua kepada anak. Ada atau bahkan banyak orangtua yang ketika menikah, belum siap menjadi orangtua. Menjadi seseorang yang kelak akan dipanggil ibu, mama, ummi, bunda atau sebutan apa pun bagi seseorang yang telah melahirkan kita. Begitu juga dengan sebutan bapak, ayah, papa, abi atau apapun sebutannya bagi seseorang yang ikut andil dalam keberadaan kita di dunia ini. Istilahnya sih semacam 'urunan' kalo kata orang Jawa dan saweran kalo kata orang Sunda tentang keberadaan ayah ini hehe. Mereka tak tahu bagaimana mendidik anak dengan baik dan benar. Pernikahan bagi mereka hanya dianggap satu fase yang harus dilalui oleh manusia tanpa pernah berpikir serius tentang cara mendidik anak-anaknya.

Ketika anak nakal, dibiarkan saja. Ketika anak membangkang dan berani membentak ortu, dibilangnya masih kecil, entar juga bakal tahu sendiri. Padahal anak, tanpa dididik bahwa ini benar dan ini salah, dia akan menganggap bahwa apa yang dilakukannya adalah selalu benar. Jadilah ketika anak beranjak remaja, orangtua merasa kecolongan ketika anaknya menjadi sosok yang suka membantah dan tidak sopan terhadap orangtua.

Belum lagi faktor lingkungan. Seorang anak yang semula dididik dengan baik oleh ortunya di rumah, tapi ketika bergaul dengan temannya yang suka melawan ortunya, ia sangat mungkin untuk terpengaruh. Karena apa? Karena seringkali apa yang mereka dapat dari pergaulan lebih membekas daripada pendidikan dalam rumah. Jadilah anak meniru perilaku teman yang salah asuh tadi. Gawat kan?

Hal ini diperparah dengan tayangan-tayangan yang tidak mendidik, baik di sinetron atau pun program televisi yang lain. Anak berani sama ortu, mulai membentak hingga memukul seakan-akan menjadi hal yang lumrah dan biasa. Negara, yang seharusnya tanggap terhadap masalah ini, malah bungkam seribu bahasa. Ijin-ijin untuk tayangan merusak ini terus saja dikeluarkan tanpa mau peduli dengan masa depan generasi muda bangsa ini. Ciloko!

Sobat muda muslim, apapun adanya dirimu, tak ada alasan untuk berani dan bertingkah laku tidak sopan terhadap orangtua. Bagaimana pun mereka adalah orang yang 'mengadakan' kita di dunia, membesarkan, mendidik, dan menyayangi serta mengasuh kita. Tidak seharusnya kita hanya bisa menyalahkan ortu. Kita harus bisa mengingatkan mereka bila salah, dan mematuhinya bila diajak kepada kebenaran.

Kalo kamu adalah salah satu dari mereka yang memang salah asuh, jangan hanya bisa nyalahin ortu. Interospeksi diri. Karena kita punya akal untuk tahu mana yang benar dan salah. Berani sama ortu jelas bukan tindakan yang bisa dibenarkan. Kalo memang kondisinya seperti itu, segera nyadar dan bertaubat. Meski ortu cuma lulusan SD, tanpa mereka kamu nggak bakal ada. Meski ortu bikin kamu nggak pede, bukan alasan untuk bertindak semau gue. Ortu tetap sosok yang patut mendapat cinta dan hormat kita, tak peduli apa latar belakang dan pendidikannya. Selama mereka berdua mengajak kebenaran, why not? Bahkan ketika mereka mengajak kepada kemungkaran pun kita tidak boleh berlaku kasar padanya. Cukuplah mengingatkan dengan cara yang ma'ruf, yaitu baik dan sopan. Mau kan? Kudu banget dong ya. Biar ahsan. Mau rukun sama ortu?

Banyak cara agar bisa akur dan rukun sama ortu. Misalnya, mulai kenali dulu kebiasaan-kebiasaan beliau berdua, ambil simpatinya. Nggak ada salahnya juga jika kamu ambilin ayahmu minum sepulang lelah bekerja atau bahkan mijitin pundaknya. Kepada bunda yang sudah melahirkan kamu bisa memberi kejutan tiba-tiba dengan ngasih kado meski sederhana. Dijamin deh, mereka berdua bakal makin sayang sama kamu. Mereka yang semula agak keberatan kamu pake jilbab jadi luluh hatinya. Yang semula khawatir anaknya ikut kelompok pengajian karena isu teroris jadi makin getol malah berbalik nyuruh anaknya ngaji karena sudah tahu hasilnya. Ortu mana yang nggak makin sayang sama anaknya kalo ngaji itu ternyata membawa perubahan positif pada diri anaknya dan keluarga.

Hal lain yang bisa kamu lakukan dengan ortu adalah komunikasi. Tanpa diminta, tak ada salahnya kok kamu menceritakan tentang teman-teman kamu di sekolah atau di pengajian. Terutama nih yang bisa dijadikan teladan sama kamu dan ortumu. Misal, si Anto yang prestasinya bagus banget padahal doi aktif di rohis. Trus bagi cewek juga gitu. Tuh si Sari yang meski pake kerudung dan jilbab tapi bahasa Inggris-nya ngejos. Belum lagi prestasinya di lomba karya ilmiah remaja, jadi pemimpin OSIS lagi. Tapi ngaji dan dakwahnya juga pol. Wuih, keren kan?

Eh, tapi bagi cowok, sebaiknya contoh-contoh yang kamu berikan juga tentang temen cowok dong. Begitu juga dengan cewek, lebih baik cerita prestasi yang udah dicapai temen cewekmu. Bukan apa-apa sih, khawatirnya kalo kamu banyak cerita tentang lawan jenismu, entar ortumu malah bingung ngira kalo kamu lagi naksir dan pingin pacaran hehe. Berabe dong kalo gini. Tapi it's okay sih kalo kamu bisa menyampaikannya dengan proporsional, juga nggak masalah kok. Bahkan bisa sekalian jelaskan ke ortu gimana Islam menyikapi tentang pacaran. Asyik kan, sekali rengkuh dayung, dua-tiga hari capeknya masih kerasa, eh, maksudnya dua or tiga pulau terlampaui.

Begitu juga dengan kamu, para cewek yang kemungkinan bakal perang dingin sama ortu karena keputusanmu untuk memakai jilbab dan kerudung. Saya juga dulu pernah ngerasain yang seperti itu. Didiamkan ortu dan diboikot seluruh keluarga karena memutuskan menutup aurat di saat usia sekolah. Meski sedih, tapi nggak boleh dong jadi benci or berani sama ortu hanya karena berbeda pendapat tentang sesuatu. Tenang aja lagi.

Malah moment ini sebetulnya jadi ajang kita untuk berdakwah dan menjelaskan pada mereka bahwa Islam itu indah. Tetap sapa ortu dan keluarga kita. Tetap hormati dan patuhi selama tidak bertentangan dengan aturan Allah. Bahkan tunjukkin bahwa pemahaman Islam yang akhirnya mengantarkan kita berjilbab, seharusnya bisa membuat kita makin cinta sama ortu. Betul?

Kamu yang dulunya tiap pergi dan pulang ke rumah nggak pernah mengucap salam, eh... sekarang jadi sopan dengan selalu mengucap salam. Lebih bagus lagi kalo kamu mencium tangan ibu bapakmu sebelum berangkat sekolah. Canggung? So, pasti. Karena semua itu memang berawal dari kebiasaan. Saya dulu juga gitu kok. Tapi yakin deh, lama-lama ortu jadi terharu dan bakal makin sayang sama kita. Apalagi ada bonus tambahan pake cipika-cipiki sama ortu di moment tertentu. Lebaran misalnya. Ditanggung bakal basah mata ortumu karena terharu.

Wah… malu dong kalo cowok cipika-cipiki sama ortu. Kata siapa? Itu kan masalah kebiasaan saja. Pernah lihat di tivi nggak, orang bule yang bukan muslim mencium pipi mamanya? Kalo mereka bisa menunjukkan sikap sayang ke mamanya sedemikian rupa, kenapa kita nggak? Kakak cowok saya aja, semakin doi belajar Islam semakin sering mencium pipi ibu. Saya aja yang anak cewek nggak sebegitunya, jadi ngiri hehe… Kenapa sih harus baik sama ortu? Selain memang perintah Islam untuk selalu berbuat baik pada orang tua kita, nggak ada jeleknya sama sekali kok kamu baik dan menunjukan perhatian ke ortu kamu. Bahkan banyak untungnya daripada mudharatnya. Meski bukan karena untung ini kamu melakukan kebaikan sama ortu. Paham kan maksudnya? Jangan kayak Madonna yang hubungan dengan mamanya aja nggak harmonis. Di salah satu wawancara tivi, doi menyalahkan mamanya yang telah membuatnya menjadi remaja tak bahagia sebelum akhirnya tenar seperti sekarang. Atau seperti artis ibukota yang tak mau mengakui ayah kandungnya karena dianggapnya telah menyakiti hati ibunya dan juga dirinya sendiri. Atau seperti tetangga saya yang merasa ibunya salah asuh dan mendidik dirinya dengan tidak benar, hingga tega mau menukar tambah dengan orang lain. Duile emangnya panci bisa ditukar tambah, Non?

Sobat muda muslim, jangan sampai kita menjadi seseorang seperti contoh yang di atas itu. Apa pun yang dilakukan oleh kedua orang tua kita, mereka tetap layak mendapat penghormatan dan kasih sayang dari kita, anak-anaknya. Bahkan, kewajiban kitalah untuk menasihati dengan cara lemah lembut dan sopan bila mereka tidak tahu tentang hukum-hukum Allah. Ketika kita dilarang pake jilbab, nggak boleh ngaji, itu semua bukan karena ortu nggak sayang kita lagi. Tapi murni karena faktor ketidakpahaman dan salah persepsi tentang jilbab dan anak ngaji. Bukan salah ortu kita 100% karena di sini peran lingkungan dan negara juga turut andil dalam persepsi yang dipunya masyarakatnya. Ledakan bom yang terjadi selalu dikaitkan dengan aktivis jamaah Islam. Jilbab seringkali diidentikkan dengan busana Arab dan sesuatu yang kuno dan tidak modis. Tulalit kan?

Jadi sekali lagi, jangan menyerah dalam memahamkan ortu ya. Saya aja dulu butuh waktu tahunan untuk membuat ortu dan keluarga bisa menerima bahwa jilbab dan aktivitas ngaji tidak menghalangi kita untuk berprestasi. Sebaliknya, pemahaman Islam yang benar akan membuat kita semakin sayang dan menghormati ortu. Jadilah, mereka tidak keberatan lagi dan bahkan menjadi pendukung utama aktivitas ngaji dan dakwah kita. Tidak berhenti di situ saja, mereka juga mulai memahami Islam dengan lebih baik dan mengamalkannya. Lebih asyik lagi ketika mereka juga turut andil dalam mendakwahkan Islam ke keluarga besar dan lingkungan sekitar rumah. Wihhh… senang nggak sih?

Itu semua nggak bakal kita dapat bila kita cuek terhadap ortu. Mereka pun akan sangat sedih bila anaknya menjaga jarak. Coba tanya kalo nggak percaya ke ortu kamu masing-masing di rumah. Mereka ingin memahami dunia anak-anaknya yang memang sudah berbeda banget dengan jaman mereka waktu masih remaja dulu. Nah, tugas kamulah untuk menjembatani dunia mereka dengan duniamu. So , mulai saat ini, detik ini, tekadkan dengan kuat di dalam hatimu untuk selalu menyayangi ortu dan membahagiakannya. Karena apa? Karena memang Islam menyuruh kita demikian. Miliki motto bagus untuk ortumu; "Anak ngaji, kudu peduli karena Islam menyuruh kita berbakti". Ayo buktikan!

(Kado hari Ibu untuk para wanita nan Tegar dan penuh Cinta @ 22 Des 07)

# Pezat_News Edisi 100 Tahun Semangat Kebangkitan Nasional #

PEZAT_NEWS
-the next to be better-
Edisi: 004/05 juni/2008


# Pezat_News Edisi 100 Tahun Semangat Kebangkitan Nasional #

Percaya Deh, kita punya Segudang Kekuatan untuk Bangkit Koq,,,
Semangaaaaaaaaaaat

Sobat Pezat_News, setiap tanggal 20 mei kita memperingati hari kebangkitan nasional… banyak hal yang mestinya bisa kita tangkap dari peringatan itu, misanya semangat juang, kerja keras, kreativitas, sekaligus kekuatan untuk tetap bisa melakukan hal-hal terbaik di masa depan ck.ck.ck.. Kita pasti udah tau, sejarah mencatat beberapa tokoh Dahsyat seperti Dr. Soetomo, yang mengekspresikan semangat mereka yang bukan semata-mata karena nasionalisme, lebih dari itu kecerdasan, dan kesalehan pribadilah yang kemudian melahirkan tenaga Dahsyat.. benang merah perjuangan bangsa Indonesia tiap periode memperlihatkan semngat yang sama. Semangat berjuang mereka dilandasi iman kepada ALLAH swt..

Sssttt.. masih ingat jagoan kita Samson????Samson tuh berotot kawat bertulang besi. Boleh dibilang saingan berat Gatot Kaca yang juga punya sebutan otot kawat balung wesi. Terutama setelah doi diceburin ke Kawah Candradimuka. Ini untuk mengidentikkan betapa kuatnya dua jagoan khayalan itu. Samson kuat, bahkan bisa berantem melawan banteng segala. Mana ada kita-kita yang bisa sukses menjinakkan banteng ngamuk bila badan kita letoy dan nggak cukup pengetahuan bertarung. Tul nggak? Sobat Pezat_News, kita juga sering terpukau bin terpana ketika menyaksikan kehebatan teman kita, atau idola kita. Utamanya jika kita melihat kelebihannya yang nggak ada di diri kita. Nggak percaya? Lihat Popeye si pelaut yang sering jadi kuat setelah makan bayem untuk menaklukan si brewok Brutus. Adik-adik kita pasti bertepuk tangan begitu Popeye mulai makan bayem sebagai senjata pemulih kesaktiannya. Tapi saya tetap menikmatinya dan mengingatnya sampe sekarang. Hehehe.. jadi nostalgia neh! Kembali ke soal Samson yang selalu identik dengan kekuatan. Kekuatan jadi inspirasi dan sekaligus kebanggaan orang-orang. Untuk menyebarkan opini itu, di sini pernah ada parodinya. Jadi, cerita Samson dengan budaya lokal. Saya pernah nonton film parodinya dengan judul Samson Betawi yang dibintangi almarhum Bang Benyamin Sueb (sstt.. sekarang foto beliau suka nangkring di kaos anak muda kita dengan plesetan "Ben Guevara!") Eh, sempat tayang juga versi sinetronnya ya?Sobat Pezat_News, kali ini kita nggak akan bicara panjang lebar soal Samson, Gatot Kaca, Jaka Sembung, Popeye, wonder woman, spiderman, dkk. Biarlah mereka sebagai pengisi hari-hari jenuh kita setelah banyak kegiatan. Samson cuma cantolan aja biar tulisan ini rada-rada nyetel dengan gaya kamu. Karena konon kabarnya, itu semua bisa menjadi inspirasi bagi hidup kita. Kelebihan dan kekurangan orang lain bisa menjadi pelajaran bagi kita. Nah, sekarang kita bicara tentang kita sendiri. Ya, karena ternyata, jika kita mau menggali potensi yang kita miliki, kita juga punya kekuatan, lho. Bahkan mungkin lebih kuat dari jagoan-jagoan khayalan kita yang seringnya berantem. Mereka kuat di otot. Karena memang yang sering dipamerin urusan otot. Tapi sejatinya kekuatan bukan cuma urusan otot, tapi juga otak dan mental. Oya, meski setiap orang punya potensi kekuatan yang sama, tapi praktiknya sering berbeda satu sama lain. Karena apa? Karena sangat boleh jadi ada yang belum optimal memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Lebih parah lagi kalo sampe nggak tahu kalo kita memiliki potensi kekuatan tersebut. Wah, itu namanya nggak sadar diri. Sobat Pezat_News, kita perlu tahu potensi kekuatan apa yang kita miliki. Setelah tahu, yuk sama-sama mengoptimalkannya. Apa aja tuh kekuatannya? Kekuatan untuk fokus Yup, kita punya kekuatan untuk fokus. Sejatinya setiap orang punya. Tapi cara memanfaatkannya yang berbeda. Kekuatan untuk fokus bisa kita optimalkan asal kita mau menempuhnya dengan serius dan sabar. Sebagai bukti bahwa secara reflek manusia punya kekuatan untuk fokus, silakan ganggu adik kita yang kecil saat nonton Dora The Explorer atau Sponge Bob. Kita tutupin matanya atau tivinya dihalangi, pasti dia bereaksi keras dengan melawan atau nyerocos protes sama kita. Begitu pun ketika kita mengendari mobil, terus diganggu teman kita, kita bisa marah karena fokus perhatian kita akan buyar. Konsentrasi akan terpecah. Alamat bisa nabrak deh. Tul nggak? Nah, kenapa kita nggak mencoba saja dengan kegiatan lain untuk pengembangan diri kita bahwa kita akan fokus kepada suatu masalah atau suatu kegiatan? Kita udah punya 'reflek fokus' yang bagus dan itu alami banget. Seharusnya bisa. Kita sering denger, banyak koq diantara orang-orang hebat yang mengaku gagap alias susah bicara sebelum akhirnya sekarang jadi pembicara hebat, bisa mengendalikan massa, dengan menyadari keterbatasannya, mereka terus berlatih untuk bisa bicara. Fokus banget untuk bicara. Berlatih terus, dan alhamdulillah, dengan kekuatannya untuk fokus, akhirnya berhasil menjadi pembicara, bahkan trainer untuk motivasi bo! Sekarang, cobalah tentukan apa yang ingin kamu raih, dan kamu terus fokuskan supaya lebih hebat. Oke? Kekuatan untuk disiplin Kekuatan kedua yang udah dimiliki sama kita-kita adalah kekuatan untuk disiplin. Tapi seringkali kita nggak nyadar kalo kita punya kekuatan ini. Sebagai bukti alamiah, tubuh kita juga membutuhkan kedisiplinan. Misalnya kalo makan, pasti ada urutannya. Mulut membuka untuk menerima makanan yang disodorkan dengan apik oleh tangan kita, lalu gigi mengunyah, lidah merasakan aneka rasa yang ada di makanan tersebut, masuk ke kerongkongan, dan diteruskan ke lambung. Setelah digiling halus baru deh sisanya disetor ke usus. Selanjutnya, dibuang di toilet terdekat. Ups... Tuh, betapa disiplinnya tubuh kita. Kalo ada sesuatu yang nggak sesuai dengan mekanisme kerja tubuh kita, bisa berontak tuh. Coba, sekarang kalo kamu ujan-ujanan pas pulang sekolah. Terus tubuhmu nggak fit dan staminanya lagi melorot, maka besar kemungkinan tubuhmu akan tak kuat menahan gempuran virus influensa. Jadilah flu. Reaksi tubuhmu itu sebagai bentuk protes karena ada yang merusak tatanan kedisiplinan dalam kinerja tubuh. Coba deh, resapi fenomena alamiah dalam tubuh kita itu. Untuk pelajaran. Sekarang, saya yakin seyakin-yakinnya bahwa kamu bisa melakukan disiplin. Disiplin adalah sebuah kekuatan, Bro. Buktinya, kita bisa teratur bangun pagi, berangkat sekolah, teratur minta uang jajan (hehe) Itu salah satu tanda disiplin. Maka, jika ingin mengembangkan pribadi kita, kita bisa mengoptimalkan kekuatan disiplin kita. Kita bisa berlatih sesuai jadwal, kita bisa mengerjakan sesuai urutan waktu. Kalo gagal atau terlewat udah tahu risiko dan akibatnya. Nah, cobalah sekarang untuk lebih disiplin lagi. Oke? Kekuatan untuk berpikir Nggak diragukan lagi. Setiap manusia udah diberikan kemampuan yang lebih dari hewan, yakni bisa berpikir. Sayangnya, banyak manusia yang nggak menyadari kekuatan berpikir ini. Buktinya masih ada aja yang malas berpikir. Jarang banget yang sampe memikirkan misalnya bagaimana bumi ini dihamparkan, bagaimana langit ini ditinggikan, bagaimana lautan diadakan. Padahal di al-Qur'an amat banyak ayat yang menganjurkan kita untuk banyak berpikir, sekaligus sindiran kepada mereka yang nggak mau berpikir. Sayang banget kan kalo otak yang udah dibekali kemampuan untuk berpikir ini dibiarkan "jongkok" terus. Nggak digunakan. Sobat Pezat_News, dengan kemampuan berpikirnya, peradaban manusia terus berkembang. Mereka memikirkan bagaimana bisa terbang, maka dengan serangkaain uji coba dan memikirkan dengan keras untuk mencari solusinya, manusia bisa menciptakan pesawat terbang, mulai yang khusus penumpang (komersial) sampe pesawat tempur. Udah gitu beragam jenis pula. Duh, bayangin deh kalo nggak berpikir, kayaknya kita masih kayak di jaman Flinstone. Nggak berkembang. Lihat aja Sapi dkk, mereka sampe sekarang nggak mau pake busana. Mereka nggak malu, karena mereka nggak berpikir bahwa itu memalukan. Betul nggak? Coba ye, optimalkan kekuatan berpikir kita untuk perkembangan kepribadian kita. Ayo, kamu pasti bisa! Kekuatan untuk belajar Rasulullah SAW bersabda : "Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang maka dia diberi pendalaman dalam ilmu agama. Sesungguhnya memperoleh ilmu hanya dengan belajar." (HR. Bukhari). Yup, kita nggak bisa pinter kalo nggak belajar. Dan sebetulnya kita semua punya kekuatan untuk belajar. Karena apa? Karena kita punya kemampuan untuk berpikir. Eh, jangan kan manusia yang udah dilengkapi akal, hewan aja yang cuma punya otak doang, kalo dilatih kebiasaannya, bisa juga "pinter" kok, apalagi kita. Pernah lihat anjing pelacak? Ya, hewan itu diajarkan oleh pawangnya untuk mengendus benda-benda tertentu sebagai jalan untuk menemukan jejak. Khususnya berkaitan dengan dunia kriminal ya. Tahu topeng monyet? Hehehe.. tuh monyet dengan belajar dan latihan yang cukup akhirnya mau aja disuruh-suruh melakukan gerakan tertentu oleh pawangnya. Itu sebabnya, kalo hari gini kita masih malas belajar, padahal kita punya potensi kekuatan untuk belajar, jangan salahkan orang lain kalo kamu tetap jalan di tempat. Betul? Kekuatan cinta Wah, kayaknya ini sih kudu ada pembahasan khusus. Tapi intinya sih, kita memang punya kekuatan cinta. Kalo nggak, kita nggak bakalan bisa akur dengan teman, dengan ortu, dengan siapa pun. Justru kekuatan cinta telah mendorong setiap orang untuk membuktikan cintanya kepada orang yang dicintainya dengan melakukan apa pun demi menyenangkannya dan membahagiakannya. Kita bisa kok. Kekuatan mempertahankan diri Secuek-cueknya kamu, pasti kalo mo nyebrang jalan tengok kanan-kiri. Karena apa? Karena kamu punya kekuatan, yakni potensi untuk mempertahankan diri. Kalo nggak, rumah sakit bakalan kewalahan menampung pasien. Lebih jauh lagi, dengan kekuatan ini kita akan terus bertahan dalam hidup. Rela kehilangan harta demi mempertahankan diri. Kalo pas banjir tiba-tiba, apa kamu masih inget untuk nyelametin ponsel kesayangan kamu? Pasti yang ada di pikiran pertama kali adalah gimana caranya nyelametin diri. Tul nggak? Nah, itu potensi kamu. kekuatan kamu! Kekuatan mewujudkan impian Siapa bilang kita nggak boleh bermimpi???justru mimpi yang akan membuat kenyataan lebih baik dari sebelumnya. Syaratnya cuma satu. Kamu harus membangun mimpimu, bukan Cuma baru bisa mimpi (hehe)
Set Up your Dreams!!! Apa impian kita dimasa mendatang. Orang-orang sukses berangkat dari impian. Kenyataan hari ini adalah hasil dari mimipi kita kemarin. Make history in your life. Mari kita buat sejarah hari ini, supaya menjadi kenyataan hari esok.
Tahu Bang Helmy Yahya? Beliau, demi mewujudkan impiannya menggolkan Kuis Siapa Berani, tak lelah menawarkan program itu meski hampir semua stasiun televisi menolaknya. Tapi setelah ditayangkan Indosiar, kuisnya paling laris yang tidak hanya menyedot banyak pemirsa, tapi juga pengiklan! Daya juangnya tinggi banget tuh untuk menggapai impian. Jauh sebelum ini, kita juga punya idola keren, Muhammad SAW. Beliau berhasil mewujudkan impiannya untuk kemenangan Islam. Kalo nggak punya daya juang dan kekuatan mewujudkan impian yang kuat, rasanya kita mungkin nggak kenal Islam.
Nah, kesimpulan dari obrolan kita kali ini;
1. How To Manage Your Self, bukan bagaimana memanage waktu, optimlakan diri dengan waktu yang tersedia
2. You Have to think big but start small
3. The most enemy in yourself, yaitu; lazyness (malas), Fear to failure (takut gagal). Hilangkan dengan; move faster and smile bigger, gerak lebih cepat dan tersenyum.
4. Sukses adalah today is better than yesterday
Oke deh, meski singkat, semoga ada manfaatnya. Selamat berjuang dan mencoba. Jangan takut gagal, karena kita punya kekuatan. Kegagalan itu kata orang bijak, adalah keberhasilan yang tertunda. Cobalah. Kamu pasti bisa. Semoga sukses! Semangaaaaaaaaaaaaaat

Eiiiiitsss, Ternyata Semangat Saja Belum Cukup, Bro! Sobat Pezat_News, terikat dengan aturan Allah SWT dalam setiap perbuatan kita sehari-hari merupakan konsekuensi dari keislaman kita. Jadi, terikat dengan aturan Allah dalam keseharian kita merupakan kewajiban, bukan sebuah pilihan. Nggak ada alasan buat kita yang udah dewasa untuk menghindarinya. Kecuali karena 3M : Masih kecil, Menjadi orang gila, atau Murtad. Dorongan untuk semangat Sobat Pezat_News, secara umum kita begitu hormat kepada temen-temen yang berani en semangat nunjukkin identitasnya sebagai seorang muslim. Mulai dari cara berpakaian, perkataan, hingga perbuatannya yang berusaha meneladani Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Busananya rapat menutup aurat, pergaulannya terjaga dari kontaminasi gaul bebas, atau perkataannya yang penuh hikmah dan nggak sungkan untuk ngingetin sodaranya. Pokoknya karakter shaleh dan shalehah banget deh. Tapi…. Kekuatan materi/fisik bisa berupa dukungan harta yang disubsidi ortu atau adanya teman-teman senasib yang membakar semangatnya untuk tetep istiqomah. Tapi ketika subsidi mulai dicabut, nggak sedikit dari temen kita yang mempertaruhkan keistiqomahannya, Lingkungan sekuler bin kapitalis di dunia luar lambat laun menuntutnya untuk steril dari syariat. Ketika kita bercerai dengan temen senasib atau terpisah dari 'sang target', kekuatan itu seolah hilang. Kita merasa sendiri. Dan tak ada semangat untuk tetep istiqomah. Kekuatan moral/jiwa sedikit lebih awet dibanding materi/fisik. Sebab berasal dari dalam diri kita untuk meraih kebersamaan, ketenangan, penghargaan, atau menumbuhkan jiwa pahlawan. Sayangnya, kekuatan ini lebih didominasi oleh perasaan yang tentu saja bisa berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya. Persis kayak jadwal televisi atau harga barang yang tercantum dalam brosur penjualan. Ketika kekuatan rasa itu sulit diraih, keistiqomahan pun kian tersisih. Kekuatan ruhani yang lahir dari kesadarannya akan hubungan dengan Allah SWT terbukti paling awet yang bisa bikin kita tetep istiqomah sepanjang sejarah. Ciiieee… Yup, karena Dia yang memberi kita rizki sehingga kita nggak khawatir melarat jika harus mengorbankan karir di dunia kerja untukNya. Dia akan selalu bersama hambaNya yang sholeh, sehingga kita nggak perlu bersedih jika ditinggal teman senasib atau terpisah dari 'sang target'. Dia yang menyediakan pahala dan surga sebagai penghargaan atas amal baik kita di dunia baik yang biasa maupun yang ruarr biasa meski dianggap sepele di mata manusia. Dari beberapa kekuatan di atas, kita bisa evaluasi diri. Kekuatan manakah yang bersemayam dalam diri kita. Yang paling penting, kudu ada upaya menumbuhkan kekuatan ruhani yang menyamai semboyan lampu: Terus Terang dan Terang Terus!Merawat semangat dengan ilmu Sobat Pezat_News, terikat dengan syariat setiap saat memang bukan perkara mudah. Apalagi kita selaku manusia besar kemungkinan untuk berbuat lupa dan khilaf. Rasulullah SAW juga udah wanti-wanti kalo keimanan dan semangat kita kadang dalam keadaan naik, kadang turun. Pas lagi turun, semangat kita jadi mengendur. Gejalanya, kita jadi malas untuk lebih terikat dengan syariat. Pada kondisi yang akut, bisa menyebabkan kita berbuat dosa besar hingga murtad. Iih tatuut! Kondisi ini yang sering disebut dengan futur. Makanya kita kudu pandai merawat semangat kita ketika keimanan sedang naik biar nggak jatuh tersungkur saat menghadapi futur. Caranya… caranya… caranya?! Rasulullah SAW bersabda: "Setiap amal itu ada masa semangatnya, dan pada setiap masa semangat itu ada masa futur (bosan). Barang siapa yang ketika futur tetap berpegang kepada sunnahku, maka sesungguhnya ia telah memperoleh petunjuk dan barangsiapa yang ketika futur berpegang kepada selain sunnahku, maka sesungguhnya ia telah tersesat." (HR. al-Bazaar). Hadis ini ngasih kita petunjuk kalo futur menghinggapi diri kita, jalan terbaik adalah dengan tetap berpegang teguh kepada aturan Islam. Hmm.. tapi kan justru masa-masa itu kita malas untuk tetep terikat syariat? Iya, makanya biar tetep ada semangat meski kondisi lagi sekarat kita kudu tumbuhkan kekuatan dalam diri kita. Bukan kekuatan materi, fisik, moral, atau jiwa yang lemah, tapi kekuatan ruhani alias kesadaran akan hubungan dengan Allah SWT. Kekuatan seperti yang dimiliki para sahabat Rasulullah SAW sehingga mereka rela mewakafkan dirinya, keluarganya, hartanya, pikiranya, dan seluruh waktu hidupnya untuk terikat dengan syariat. Dan kekuatan ini mereka peroleh dengan mengenal Islam lebih dalam. Menimba ilmu untuk diyakini, dipahami, diamalkan, dan didakwahkan. Jadi, cara tepat untuk merawat semangat adalah dengan giat menimba ilmu yang pasti bermanfaat. Awalilah dengan meluangkan waktu untuk hadir di tempat pengajian, bertanya tentang Islam kepada teman, baca media cetak Islam seperti buletin PEZAT_NEWS kesayanganmu ini (promosi nih yee…), atau terjun dalam kepanitiaan acara-acara di sekolah kamu yang bermanfaat. Kemudian songsonglah kegiatan-kegiatan di atas dengan aktivitas kebersamaan. Agar ada yang mengingatkan dan menasihati kala kita terkena wabah malas. Sehingga bukan hil yang mustahal, eh kebalik, hal yang mustahil untuk tetep kobarkan semangat sesuai syariat. But, semangat aja belum cukup kalo tanpa ilmu. Oke?


Belajar, Belajar, dan Belajar!Lakukan sekarang juga. Jangan tunda hari esok. Belajar yang banyak dan terus belajar. Duiele kesannya "sadis" banget neh (bossy ya? Hehehe). Tapi nggak apa-apa, ini bukan doktrin, tapi anggap saja sebagai penyemangat kita-kita untuk tetap terus belajar. Sampai kapan pun. Pokoknya, tiada hari tanpa belajar. Kamu bisa belajar di sekolah, di pesantren, di majelis taklim, di rumah, di masyarakat sekitar, dari koran, majalah, tabloid, televisi, radio, internet, termasuk di warung kopi, angkutan umum, dan seabrek fasilitas lainnya. Kamu bisa belajar apa pun dari tempat-tempat tersebut. Nggak perlu males. Dan memang nggak boleh males. Oke? Semangat terus! Sobat Pezat_News, belajar emang bikin kita jadi cerdas. Jangan khawatirkan kemampuan otak kita untuk menerima masukan informasi. Nggak bakalan luber. Kalo tong sampah sih iya, makin banyak diisi, bisa luber juga meski ukurannya udah segede apa tahu. Tapi otak kita, meski kecil namun memiliki ruang penyimpanan memori yang cukup luas. Ukuran mini kualitas maxi, begitu kata-kata yang bisa kita contek dari sebuah iklan untuk menggambarkan potensi otak kita. Sekadar tahu aja, saya kutipkan neh dari bukunya Pak Fauzil 'Adhim, Dunia Kata, beliau menuliskan beberapa pendapat pakar tentang kemampuan mengingat dari manusia. Di antaranya pendapat John Griffith, seorang ahli matematika mengatakan, "Setiap manusia normal mampu mengingat 1.000.000.000.000 (10 11 ) bit informasi". Sementara John von Neumann, ahli teori informasi, menghitungnya sampai 280.000.000.000.000.000.000 (280 diikuti delapan belas angka nol di belakangnya) atawa 280 kuintiliun bit). Oya, kamu perlu tahu, bahwa setiap satu bit mewakili satuan informasi terkecil, misalnya "ya", "tidak", "i" atau "o", "on" atau "off". Nah, jadi sebenarnya nggak ada alasan untuk males belajar. Kalo masih ada yang bilang bahwa dengan banyak belajar ubun-ubun kita bisa ngebul, itu cuma karena kita nggak bisa mengelola waktu dan cara belajarnya aja. Kalo baik mengelolanya, insya Allah bisa deh kita belajar dengan efektif tanpa perlu ubun-ubun ngebul. Menurut saya sih itu cuma faktor kelelahan baik fisik maupun psikis. Itu saja. Kita mampu mengingat informasi sebanyak itu? Bisa kok. Cobalah tengok teman-teman yang kebetulan hapal al-Qur'an yang jumlah juz-nya 30 itu (dan ingat, tentunya ia juga hapal tajwid-nya). Hebat banget tuh. Padahal buat kita yang nggak biasa belajar dan ngapalin seluruh isi al-Qur'an bakalan tekor tuh. Jangankan tiga puluh juz, juz 30 (Juz 'Amma) aja kayaknya kita banyak yang nggak hapal. Nah, itu baru hapal al-Qur'an, gimana dengan mereka yang hapal al-Qur'an sekaligus hadits? Imam Bukhari contohnya, beliau sanggup menghapal ratusan ribu hadits lengkap dengan sanad dan rawinya. Imam Syafi'i, Imam Malik, Imam Abu Hanifah, dan Imam Ahmad bin Hambal pun, empat mujtahid yang hasil ijtihadnya banyak dijadikan rujukan kaum muslimin di seluruh dunia ini merupakan ulama sekaligus pelajar andal yang sanggup menguasai seluk-beluk ilmu fiqih. Subhanallah. Dan itu, nggak ujug-ujug bisa, tapi melalui proses belajar yang cukup lama, panjang, dan bahkan melelahkan. Sobat Pezat_News, kita insya Allah bisa. Bisa pinter, bisa punya wawasan banyak. Semuanya karena dimulai dengan belajar. Ya, belajar. Terus dan terus. Bahkan Einstein, dalam mencari ilmu memiliki semboyan yang bagus banget, Nggak pernah bosen, nggak pernah malas, nggak pernah putus asa. Belajar terus sampe dapat ilmu banyak. Jangan heran kalo beliau begitu dihargai dan dihormati karena tingkat keilmuannya yang fantastis. Sekali lagi, itu cuma bisa diraih dari belajar. Nggak belajar, ya nggak dapet apa-apa. Tul nggak? Oya, Allah SWT akan meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan berilmu. Jadi berbahagialah kalo kita udah beriman dan berilmu. Allah SWT udah ngejelasin dengan gamblang dalam firmanNya : "... niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (QS. al-Mujaadilah [58] : 11). Bahkan nih, saking pentingnya punya ilmu dan ketakwaan, Imam syafi'i pernah bilang begini, "Sesungguhnya kehidupan pemuda itu, demi Allah hanya dengan ilmu dan takwa (memiliki ilmu dan bertakwa), karena apabila yang dua hal itu tidak ada, tidak dianggap hadir (dalam kehidupan)." Wadau, mau disindir kayak gitu? Nggak lha yauw. Makanya, untuk bisa punya ilmu dan ketakwaan, resepnya cuma satu : belajar. Bener lho, kagak bo'ong! Suer banget. Maka, untuk urusan belajar ini, nggak salah dong kalo Rasulullah SAW menyampaikan : "Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang maka dia diberi pendalaman dalam ilmu agama. Sesungguhnya memperoleh ilmu hanya dengan belajar." (HR. Bukhari). *** Belajar dari mereka yang berhasil Nah, sebagai pemuda, kita harus memiliki ilmu dan ketakwaan. Bisa berilmu dan bertakwa pastinya kalo udah belajar dong ya. Jadi intinya, jangan malas belajar. Kita kepengen banget menjadi kebanggaan umat dan agama Allah ini. Kayaknya, kita mesti mencontoh Usamah bin Zaid yang masih muda belia, usianya 18 tahun saat diangkat menjadi Panglima Perang oleh Rasulullah SAW untuk memimpin pasukan kaum muslimin dalam penyerbuan ke wilayah Syam yang berada di bawah kekuasaan Romawi pada waktu itu. Menakjubkan, bukan? Usamah bin Zaid memang jago bin ahli perang. Keahliannya itu diperoleh karena terus mengasah diri untuk belajar. Karena, emang nggak ada orang yang langsung bisa pinter dan lihai keterampilannya tanpa melalui proses belajar. Ali bin Abu Thalib satu dari sekian ribu sahabat Rasulullah SAW yang diberikan pujian oleh Rasulullah sebagai sahabat yang berilmu tinggi. Eh, kamu tahu Linkin Park? Grup band asal California yang penampilannya lalu bikin goncang Jakarta, memang fenomenal. Salah satu lagunya yang asyik punya adalah "Breaking the Habit". Mike Shinoda, pentolan grup band yang mengusung irama musik "gado-gado" ini, ternyata mencipta lagu asyik tersebut selama hampir enam tahun. Jelas, selama hampir enam tahun itu nggak mungkin nggak belajar. Pasti dia belajar dan terus mengembangkan lirik tersebut lengkap dengan iramanya yang nyetel abis. Hasilnya, lumayan menggebrak, sampe-sampe kamu yang ngefans nggak nyadar udah melantunkan potongan syair: "... I don't why I got this way / I know it's not alright / So I'm / Breaking the habit tonight..." yang suka dibawain oleh suara serak dan sedikit berteriak milik Chester Bennington. Sobat muda muslim, David Beckham, meski udah jago ngegocek bola, tapi dia merasa harus terus belajar untuk meningkatkan kualitas sepakannya, terutama kalo kebetulan jadi eksekutor tendangan bebas langsung ke gawang. Setiap malam sehabis latihan rutin, suaminya Victoria Adams ini selalu belajar dan berlatih untuk menendang bola agar masuk ke lubang ban mobil yang digantung di tiang dari jarak tertentu. Hasilnya? Kapten timnas Inggris ini masuk jajaran eksekutor tendangan bebas yang berbahaya bagi kiper lawan. *** Sekadar tips Sobat PEZAT_NEWS, kita yakin kalo kamu pun udah pada punya tips sendiri untuk selalu belajar dalam hidup ini. Itu akan menjadi patokan buat kita dalam melangkah. Intinya sih, jangan malu dan malas untuk belajar. Oke deh, nih ada sedikit tips buat kamu : Dunia masih luas, jadi Jangan cepat puas. Perasaan cepat puas dalam diri kita kudu segera dikubur dalam-dalam. Nggak baik cepat puas ketika belajar. Jangan sampe baru bisa belajar di level 2 (dalam skala 10) kita udah merasa cukup puas. Lalu malas belajar. Dalam urusan yang lain, cepat puas boleh-boleh saja kok. Misalnya, udah puas bisa meraih kekayaan materi. Tapi dalam mencari ilmu, jangan cepat puas dengan hasil yang udah kita dapet. Cari terus sebanyak-banyaknya. Yup, belajar tak pernah henti. Terus belajar sampai mati. Meluangkan waktu untuk belajar lebih banyak. Ini perlu banget sobat. Untuk kesuksesan kita juga kok. Konon kabarnya Bill Gates saja, untuk bisa membangun kerajaan bisnis Microsoft, pergi jam 6 pagi dan pulang jam 2 dinihari. Ia melakukan riset dan belajar serta mengembangkan program-program andalan yang kelak bisa dinikmati masyarakat dunia. Sekarang, selain pinter, jumlah kekayaan doi setara dengan jumlah total kekayaan dari seperempat jumlah total penduduk Amrik (jumlah penduduk Amrik pada tahun 2004 aja, adalah sekitar 280 juta jiwa. Wow!). Tahun 2005 ini doi kembali jadi juragan terkaya di dunia. Jadi, luangkan waktu lebih banyak untuk belajar. Jujur saja, waktu 24 jam dalam sehari tiap orang sama. Allah memberikan sama kepada setiap orang. Mereka yang berhasil dan sukses biasanya yang pandai memanfaatkan waktunya. Ada yang memanfaatkan waktu luang dengan santai, ada yang malah belajar. Jadi, yang membedakan mereka yang sukses dengan yang gagal salah satunya adalah dalam memanfaatkan waktunya. Betul ndak? Jangan porsir otak kita. Meski memiliki kapasitas penyimpanan memori yang besar, tapi perlakukan otak kita dengan baik. Jangan porsir dengan terus-menerus. Biarkan beberapa waktu otak kita melakukan relaksasi dan pelemasan. Hibur dengan berbagai aktivitas yang menyegarkan dan menyenangkan. Misalnya dalam liburan ini kita ajak otak untuk jalan-jalan menikmati keindahan alam atau berpikir untuk yang ringan dulu. Tapi jangan kebanyakan waktu nyantai dan ringannya ya khawatir nanti otak kita merasa terbiasa nyantai dan malah susah lagi untuk diajak belajar. Kan berabe tuh. Jadi, sewajarnya saja. Manfaatkan kesempatan sebaik mungkin. Kata pepatah, kesempatan cuma datang sekali. Jadi, bersiaplah untuk menyambutnya. Lakukan sekarang juga, jangan tunggu esok. Saat ini, ketika masih muda, kesempatan itu segera manfaatkan untuk belajar. Jangan tunggu hari esok, apalagi kalo udah tua, selain susah mengingat, juga cepat lelah tenaga. Nggak mau dong kamu kayak gitu? Belajar tuh kapan aja, di mana saja, dan kepada siapa aja. Kalo ada kesempatan, langsung deh manfaatkan. Oke? Pelajari, pahami, dan amalkan. Nah, ini penting juga sobat. Karena kita anak shaleh dan shalehah, maka nggak cuma belajar doang, tapi kudu ngaji juga, dan setelah dipahami kudu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Buat kita, dan juga buat orang lain. Jadi memang kudu dibagi-bagi. Soalnya memang sayang banget, kita udah banyak tahu selama belajar, kita juga udah paham luar-dalam, tapi nggak disampaikan lagi ke orang lain. Jangan sampe begitu deh. Sobat Pezat_News, itu sekadar tips kecil aja kok. Moga bisa memberikan nilai yang berarti buat hidup kita. Sebagai anak ngaji. Kita juga nggak bisa cukup puas diri dengan hasil yang udah kita peroleh selama ini. Sebaliknya, karena tantangan zaman kian besar, semangat kita untuk memiliki ilmu yang banyak tentunya kudu terus dikobarkan. Nggak boleh padam. Jangan sampe kalah semangat oleh mereka yang memiliki tujuan hidup lebih rendah dari kita. Sebagai generasi penerus bangsa, kita belajar untuk bisa mengasah kemampuan kita dalam memberikan pencerahan kepada orang lain. Lebih mulia dalam pandangan Allah, bukan? Nah, untuk memiliki semua ilmu, khususnya yang berkaitan dengan ajaran agama, nggak ada cara lain kecuali belajar, belajar, dan belajar. Ayo, kamu bisa! Saya percaya, kamu bisa!!!!

Nah panjang juga obrolan kita kali ini ya??? Dengan menengok sejarah sejarah peristiwa berpuluh-puluh lampau, mencoba memahami tahapan perjuangannya, tentu ada donk yang bisa kita tiru dari mereka,,,
Masalah yang kita hadapi sekarang barang kali tidaklah seberat yang dirasakan pejuang dulu, tetapi perjuangan belum selesai. Bangsa kita membutuhkan pejuang, para pemuda berjuang mengahalau berbagai krisis, budaya,,, bukankah itu masalah yang menghadang kita sekarang???
Bagaimana caranya??? Tidak ada pekerjaan besar tanpa kerja kecil… tidak bisa ada kerja kolektif kalau kerja pribadinya ngga beres. Dan sebuah keberhasilan besar tidak mungkin bisa diraih tanpa melalui keberhasilan kecil sebelumnya.. intiny kita harus membangun keberhasilan itu mulai dari diri sendiri, mulai dari yang terkecil, dan mulai dari sekarang….. Siap?????????

Yuuuuuuuuuuuk mulai MENULIS!!!!!

Inspiring Word
“ adalah kata-kata yang memberi bentuk pada sesuatu yang masuk dan keluar dari diri kita.. adalah kata-kata yang menjadi jembatan untu menyebrang ketempat lain…
Ketika kita diam, kita akan tetap sendirian.
Berbicara, kita mengobati rasa sakit.
Berbicara, kita membangun persahabatan dengan yang lain.
Dan kita menggunakan kata-kata untuk memperbarui diri kita….
Ini, senjata kita saudara-saudaraku…. Mulailah sekarang juga. Bergabunglah dengan kami, di Student Day Jurnalistik dan Mari Gerakan dunia dengan kata!!!!! “