Sabtu, 03 April 2010

Beredar Rokok Mengandung Darah Babi



Mungkin selama ini kita berpikir bahwa kita mengetahui semua efek samping negatif dari merokok? Sebuah studi baru di luar negeri menunjukkan rokok mungkin mengandung darah babi yang jelas-jelas terlarang untuk kaum Muslim. Ini adalah penelitian terbaru dari The Australian.

Sebuah penelitian menghasilkan kesimpulan yang cukup mengagetkan. Diindikasikan sekira 185 merek rokok menggunakan darah babi, sebagai campuran pada bagian filter rokok.

Kesimpulan itu didapat dari para peneliti Belanda yang telah melakukan riset terhadap sejumlah merek rokok. Hasilnya ditemukan hemoglobin babi pada filter rokok.

Profesor Simon Chapman dari Universitas Sydney mengatakan, penelitian ini menyibak komposisi rokok yang selama ini memang sangat tertutup, dengan kedok rahasia perusahaan.

Prof Chapman juga berpendapat, riset ini telah mengakomodir kepentingan agama yang secara khusus melarang mengkonsumsi daging babi, seperti bagi umat Muslim dan Yahudi.

“Saya pikir, beberapa kelompok yang sangat taat akan mengemukakan pendapat bahwa kandungan babi dalam rokok sangat menyinggung,” kata Prof Chapman, seperti dikutip news.com.au, Selasa (30/3/2010). “Tentu komunitas Yahudi akan menyikapi hal ini dengan sangat serius. Begitu juga umat Islam serta para vegetarian,” tambah dia.

Penelitian tersebut mengungkapkan, hemoglobin babi digunakan untuk membuat rokok filter lebih efektif menahan bahan kimia berbahaya, sebelum perokok menghisap dan masuk ke dalam paru-paru.

Hemoglobin adalah protein yang mengandung zat besi di dalam sel darah merah. Fungsi unsur tersebut sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh hewan mamalia dan hewan lainnya.Hemoglobin juga pengusung karbon dioksida kembali menuju paru-paru untuk dihembuskan keluar tubuh.

Setidaknya satu merek rokok yang dijual di Yunani telah dikukuhkan menggunakan hemoglobin babi dalam proses pembuatannya, tanpa diketahui para konsumen. Sayangnya tidak disebutkan nama merek rokok tersebut.

“Jika Anda seorang perokok dan beragama Islam atau Yahudi, maka Anda mungkin ingin tahu bagiamana cara mengetahui apakah rokok yang ada hisap mengandung hemoglobin babi atau tidak?” kata Prof Chapman.

Terapi oksigen pertama kali diperkenalkan pada tahun 1922 sebagai pengobatan terapi untuk penyakit Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD).

Penyebab utama penyakit COPD adalah rokok. Gejalanya antara lain yaitu sesak nafas, batuk kronik, aktivitas memburuk, dan kondisi paru-paru yang abnormal (menggembung).

Tapi yang namanya sudah kecanduan memang sulit dihentikan. Meskipun sudah terkena penyakit paru kronis dan harus mendapat terapi oksigen masih banyak pasien yang tetap nekat merokok. Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika melaporkan, 5 hingga 40 persen orang yang melakukan terapi LTDH tetap merokok.

Padahal kombinasi rokok dan oksigen sangat berbahaya. Setidaknya ada 5 kasus kematian dan 79 yang harus dirawat di rumah sakit akibat meledaknya rokok saat melakukan terapi oksigen sejak tahun 2000 hingga 2007.

Seperti dilansir Medbc, Senin (1/2/2010), seorang pria berusia 58 tahun harus dilarikan ke rumah sakit karena wajahnya terbakar akibat ledakan rokok. Ia mengatakan bahwa rokok yang ia nyalakan tiba-tiba meledak. Setelah diselidiki ternyata pria tersebut menyalakan rokok saat melakukan terapi oksigen di rumahnya.

Itu sebabnya mengapa merokok dilarang di tempat-tempat yang banyak mengandung gas seperti pom bensin. Adanya gas-gas volatil (mudah menguap), termasuk oksigen dalam bahan bakar bisa memicu ledakan ketika ada api yang berasal dari rokok.

Sementara itu, merokok di dalam ruangan ber-AC juga dilarang karena bisa menimbulkan risiko bahaya bagi para perokok pasif. Dalam ruangan AC, partikel-partikel rokok akan berada di tempat itu saja sehingga sirkulasi udara di ruangan itu akan tercemar.

Sistem AC yang terkena polusi rokok juga akan menghasilkan ion positif dalam jumlah yang besar di dalam ruangan. Hal ini akan membuat udara menjadi jenuh dengan ion tersebut dan akhirnya membuat orang yang berada di ruangan itu menjadi lemah, sakit kepala dan pusing-pusing.

Kasus-kasus akibat merokok memang masih banyak lagi, seperti kasus kebakaran rumah, kecelakaan lalu lintas dan lainnya. Namun kasus ledakan rokok yang dialami Andi Susanto harusnya sudah bisa menjadi pelajaran betapa membahayakannya mengisap rokok.

( Berbagai Sumber )





Kelompok 1 :

Retna Ambarsari ( XI IPA 2 )

Annisa Istiqomah ( XI IPA 3 )

Dwi Rejeki ( XI IPA 3 )

Izzatur Rahmah ( XI IPA 4 )

Anisa Rustianti ( XI IPS 2 ) *

* Ga ikut ngerjain

0 komentar: