INDOSIAR

Kunjungan media massa elektronik dengan mengunjungi gedung indosiar dan mengunjungi beberapa acara seperti Histeria, Kiss, Kultum, Buaya Show dan liga Serie A juga diajarkan menjadi seorang Jurnalist yang handal

METRO TV

kunjungan media ke gedung METRO TV dan diajarkan menjadi JURNALIST yang profesional

BERFOTO DENGAN UYA KUYA

Disaat sedang berkunjung ke acara Buaya Show kita sempatkan untuk berfoto dengan artis ternama yaitu UYA KUYA

OLEH OLEH

Penyerahan hadiah oleh pihak INDOSIAR kepada ka Dian, selaku pembina PESAT JURNALISTIK

ACARA PEMBUKAAN

Saat menunggu dari pihak INDOSIAR kita sempatkan untuk berfoto dan makan makan

BERTEMU ARTIS

Siapa sangka di sela sela kesibukan di gedung indosiar kita bertemu dengan artis The Changcuters

Senin, 27 September 2010

Gaun Daging Lady Gaga Akan Diawetkan


Gaun daging yang dikenakan Lady Gaga pada "MTV Video Music Awards 2010" tidak akan dimasak, busuk, atau dibuang begitu saja.

Perancang baju daging tersebut, Franc Fernandez, mengatakan kepada Access Hollywood bahwa baju tersebut akan dikeringkan dan diawetkan seperti dendeng.

"Baju daging tersebut akan diproses seperti semacam dendeng kemudian akan diarsipkan," kata perancangnya kepada Access, Kamis, 23 September 2010.

Seperti dilaporkan sebelumnya dalam AccessHollywood.com, menyusul kemenangannya dalam Vieo Music Awards, Lady Gaga telah menjelaskan maksud di balik baju daging yang menjadi berita utama banyak media saat itu.


(Riyani Wijaya) XI IPA 2

sumber : http://id.omg.yahoo.com/news/gaun-daging-lady-gaga-akan-diawetkan-ryx5-47744.html

Penanganan Banjir Jakarta Terkendala Payung Hukum


Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo mengatakan upaya penanganan banjir secara menyeluruh masih terkendala oleh payung hukum terhadap penggunaan pinjaman dana Bank Dunia.

Fauzi Bowo di Balaikota DKI Jakarta, Senin, mengatakan dana pinjaman Bank Dunia digunakan untuk menanggulangi program penanggulangan banjir Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI).

Fauzi Bowo yang lebih akrab dipanggil Foke mengatakan program JEDI belum bisa dilakukan karena payung hukum seperti Peraturan Pemerintah belum turun.

"Program JEDI masih belum turun PP-nya. Selama ini kami hanya melakukan pengerukan sporadis dan tidak berfungsi optimal. Nanti setelah mendapatkan payung hukum, akan kami keruk secara sistematis," katanya.

Program JEDI, lanjutnya, merupakan program solusi yang terintegrasi antara pemerintah pusat dan pemprov DKI dan diklaim belum pernah dilakukan pada 40 tahun terakhir.

Foke mengatakan pihaknya telah menyiapkan rencana kerja, pengerjaan dan pengawasan dari program JEDI tersebut.

Sebelumnya, Foke mengatakan pengerukan seluruh sungai di Jakarta dijadwalkan akan dimulai tiga bulan sebelum masuk musim hujan atau sekitar bulan Juli dengan dana pinjaman dari Bank Dunia sebesar 150 juta dolar AS.

Perwakilan Bank Dunia John A Roome menemui Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dalam rangka mendiskusikan Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) Project atau proyek pengerukan sungai di Balaikota Jakarta, Rabu (2/4).

"Bank Dunia cuma mengonfirmasikan mengenai jadwal, apa yang akan kita lakukan ke depan dan mengenai persetujuan pinjaman dari Menteri Keuangan yang sedang dalam proses," kata Gubernur seusai pertemuan itu.

Fauzi menyebut tidak ada masalah dengan proses yang sedang berlangsung di Departemen Keuangan dan Menteri telah memberikan persetujuan prinsip mengenai pencairan dana pinjaman tersebut.

"Persetujuan prinsip sudah diberikan, tinggal masalah administrasinya," katanya.

Pengerukan 13 sungai utama di Jakarta itu diharapkan dapat mengurangi beban banjir sampai 40 persen.

Ke-13 sungai utama di Jakarta itu sudah 30 tahun tidak dikeruk sehingga alirannya tidak lancar dan menyebabkan banjir tahunan.

Selain pengerukan sungai utama Jakarta, Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta juga akan mengeruk 56 saluran air dan anak sungai di seluruh wilayah Jakarta.

(Awaliyah Oktaviani ) XI IPA 1

SUMBER : http://id.news.yahoo.com/antr/20100927/tpl-penanganan-banjir-jakarta-terkendala-cc08abe.html

Ikan Bergigi Manusia Tertangkap di AS


VIVAnews - Seorang pemancing di Amerika Serikat terkejut bukan kepalang ketika ikan yang berhasil ditangkap itu, malah mengigitnya kencang. Dia tentu saja menjerit dan setelah diperiksa gigi ikan ini mirip gigit manusia.

Seperti dilansir web.orange.co.uk edisi 24 September 2010, Frank Yarborough sedang memancing di Danau Wylie, South Carolina. Belum lama melempar kail, seekor ikan mengigit umpan lalu tersangkut.

Frank girang bukan kepalang karena ikan yang terjerat itu sungguh besar. Warnanya gelap dan memiliki berat sekitar 5 kilogram dengan panjang hampir setengah meter. Yarborough menduga itu adalah ikan lele.

Dia pun memasukkan tangannya ke dalam air untuk mengambil ikan tadi. Tetapi, dia merasa kaget dan menjerit karena didigit kencang seperti digigit manusia. Setelah diperiksa ikan itu memang rada langka. Diamemiliki gigi seperti gigi seri, geraham, dan taring seperti yang dimiliki manusia. Tidak seperti ikan di danau itu pada umumnya.

Ikan langka itu ditangkap dan dibawa pulang. Yarborough belum terpikir untuk menggorengnya. Hingga kini masih tersimpan di dalam lemari es.

Para ahli biologi percaya ikan itu mungkin dibesarkan dalam sebuah kolam yang eksotis. Robert Stroud, seorang ahli biologi perikanan air tawar Departemen Sumber Daya Alam di Carolina Selatan, telah mengkonfirmasi adanya sampel ikan itu. Sampel ikan itu telah dikirim untuk menentukan apa jenis spesies ikan misterius itu.

Stroud mengatakan kepada WBTV: "Mungkin ikan ini satu spesies dengan bawal, yang diduga berasal dari lembah Sungai Amazon Amerika Selatan. Jenis ikan ini cukup umum dalam lingkungan ikan hias."

Bawal ini masih saudara dekat dengan ikan ganas di Sungai Amazon, Piranha. Piranha merupakan spesies ikan air hangat dan bukan asli Danau Wylie.

Annisa Sayyidatul Ulfa (XI IPA 1)
(http://id.news.yahoo.com/viva/20100927/twl-ikan-bergigi-manusia-tertangkap-di-a-cfafc46.html)

Minggu, 26 September 2010

Kelompok 5 (Fina, Tyas, Agif, Wilda, Fauziah)


Peduli Dhuafa Ala PESAT

Di zaman modern seperti saat ini, di saat kita hanya tinggal meneruskan hasil perjuangan para pahlawan setelah datangnya Hari Kemerdekaan atau yang lebih kita kenal dengan Agustusan, ternyata masih saja ada bahkan mungkin bisa dibilang banyak masyrakat yang belum merdeka ataupun kekurangan dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Meskipun bisa kita lihat banyak sekali masyarakat di Negara kita tercinta, Indonesia yang hidup berkecukupan dan bahakan lebih, tetapi disamping itu semua jika kita lebih membuka mata dan melihat ke seliling kita, ternyata masih banyak Masyarakat yang hidupnya serba kekurangan dan bahkan untuk makan pun tak cukup seperti kita yang terbiasa dengan jadwal tiga kali sehari layaknya takaran Obat dari Apotek.
Tetapi hal itu, membuat banyak sekali orang atau bahkan Instansi dan Organisasi melakukan yang yang namanya salah satu program bertemakan “Peduli Kaum Dhuafa.” Program seperti ini biasanya berisi pembagian rezeki kepada para kaum Dhuafa di sekitar tempat acara diadakan ataupun dengan hasil survey data dari pihak berwenang di sekitar wilayah acara. Hal seperti ini sangat bermanfaat, bukan hanya untuk kaum dhuafa melainkan para donatur yang mengadakan acara seperti ini, yakni melatih besarnya rasa kepedulian terhadap sesame dan semakin baik dimata Tuhannya masing-masing. (Ya….barangkali aja, semakin banyak acara kaya gini, makin sedikit yang namanya KORUPSI!!!amienn.,… hahahaha). Tapi nyatanya terkadang program seperti ini, terkadang kalau tidak sampai langsung kepada para dhuafa, akan dipertanyakan dan bahkan jumlah pemberian “BERKURANG” lohh???kemana yaa????aduuhhh…..Gaswat!!!
Maka dari itu,untuk menjamin kepercayaan dan tidak ada keraguan PESAT alias SMA Plus PGRI Cibinong sekolah kita tercinta, punyasalah satu program unik dan menarik nich…yang kayanya beda sama sekolah-sekolah lain. Program ini berawal dari pemikiran Bapak Ustad Drs. Suhartono, sosok Guru Agama yang kreativitas dalam berfikir. Jadi program ini dilakukan ketika para murid tercinta di PESAT beranjak naik ke bangku Kelas 2 SMA. Nahh….ketika itu Bapak Suhartono yang selalu menampakkan ke-humoris-annya pada saat ceramah ini, menunjukkan salah satu contoh cara para kakak kelas melakukan program dhuafanya kepada kita. Yakni, program ini dilakukan murni oleh murud-muridnya sendiri, dengan membentuk kelompok yang berjumlah 8-10 orang perkelompok. Kemudian kelompok tersebut harus mengumpulkan dana dengan istilah berpatungan seikhlasnya dengan syarat harus cukup untuk membeli SEMBAKO dan mengisikan amplop. Setelah itu, Murid harus berusaha untuk mencari sendiri kaum dhuafanya dan memberikan secara langsung SEMBAKO dan uang sumbangannya. Tetapi yang unik danbeda disini, Para murid harus mendokumentasikan kemudian memanfaatkan sistem Tekhnologi yang ada untuk meng-Edit hasil dokumentasi menjadi sebuah video sebagai bukti bahwa mereka telah melaksanakan tugas dengan baik. Hal ini tentu menjadi lebih terasa dan lebih terpercaya (kayak berita ajaa! :P) dan kita sebagai murid lebih merasakan kepedulian yang sangat besar ketika melihat kenyataan hidup mereka yang hidupnya kurang beruntung sehingga program ini menjadi sebuah bahan ajaran yang takkan terlupa dalam hidup dan sebagai motivasi dalam bersyukur kepada Allah. Amienn… **Fina Detriana (XI-IPA Unggulan 1)

Sabtu, 25 September 2010

Lebaran Jauh dari Orang Tua

Diawali dengan kata Bismillahirohmannirohim, dan tepatnya pada tanggal 06 September 2010, pukul 00.30 WIB saya pergi menuju tempat dimana saya akan melaksanakan sisa bulan Ramadhan sekaligus merayakan Idul Fitri. Dengan perasaan yang sedikit sedih karena harus meninggalkan kedua orang tua dan kakak, namun saya tetap melangkahkan kaki menuju mobil yang sudah menunggu, walaupun sedikit berat. Dalam perjalanan saya berusaha menikmati dan mulai mengobrol atau mengeluarkan lelucon agar suasana menjadi ramai.

Karena masih di Bulan Ramadhan, saya dan saudara-saudara atau tepatnya bersama Mas dan Mba saya harus melaksankan sahur di jalan.Karena kami tidak membawa makanan, maka kami harus mencari makanan seadanya, untungnya kami menemukan sebuah stan makanan di salah satu SPBU, walaupun makannya didalam mobil, saya tetap senang karena bisa menjalankan ibadah puasa. Dan perjalanan terus kami lanjutkan.

Setelah melewati perjalanan yang jauh, akhirnya kami sampai di rumah nenek yang tepatnya berada di desa Sidomulya – Pacitan. Disana kami disambut oleh saudara-saudara dengan suka cita. Disana saya melewati ibadah puasa tidak beda jauh dengan dirumah sendiri, hanya yang membuat beda, disana waktu buka puasanya lebih cepat di bandingkan di Depok.

Tiga hari sudah berlalu, waktunya saya merayakan malam takbir didesa ini. Hal yang membuat saya ingin berlebaran disini adalah saya ingin melewati malam takbir disini, karena disini sangat jauh berbeda dengan suasana disana. Saya bersama mas saya perpawai naik motor mengelilingi desa sampai jam 21.30 WIB.

Tak terasa besok sudah Lebaran, saya harus mempersipakan diri untuk melaksankan sholat Id. Setelah sholat Id saya melaksanakan adat yang berlaku, yaitu bersalaman dengan kelurga yang lebih tua dengan duduk dibawah ( sungkem). Ketika kegiatan sungkem selesai, saya langsung menelpon orang tua saya yang ada di Depok, saya langsung meminta maaf kepada kedua orang tua dan kakak saya. Walaupun hanya Lebaran lewat telpon, tapi bagi saya itu sudah sangat cukup dan yang terpenting adalah saling memaafkan.

Bukan kali pertama ini saya merayakan lebaran jauh dari orang tua, tapi Lebaran tahun lalu saya juga demikian. Walaupun sedih tapi saya harus melewatinya karena memang itu pilihan saya. Tidak sedikit orang yang bertanya “ ngapain sih lebaran di jawa?, kan orang tua kamu disini, emang enak apa lebaran jauh dari orang tua?”. Pertanyaan seperti itu sudah sering saya jumpai, dan saya pun sudah memiliki jawaban yang tidak kalah hebonya “ aku mau cari suasana yang beda aja, udah gitu lebaran di jawa itu lebih rame nggak kaya disini. Hahahah”.

Kalau memang saya berani mengambil konsekuensi lebaran jauh dari orang tua, kenapa nggak di coba?, buat saya lebaran dimana saja tetap enak, asalkan hati kita bisa tenang dan nyaman. Walaupun sebenarnya lebaran identik berkumpul dengan orang tua, tapi berkumpul dengan nenek dan saudara lainnya juga nggak kalah asyiknya kok!!!

Kalau mau tahu rasanya lebaran jauh dari orang tua, cobain aja.???


Winna Widiyanengsih

XI IPA 5

Lebaran Jauh dari Orang Tua

Diawali dengan kata Bismillahirohmannirohim, dan tepatnya pada tanggal 06 September 2010, pukul 00.30 WIB saya pergi menuju tempat dimana saya akan melaksanakan sisa bulan Ramadhan sekaligus merayakan Idul Fitri. Dengan perasaan yang sedikit sedih karena harus meninggalkan kedua orang tua dan kakak, namun saya tetap melangkahkan kaki menuju mobil yang sudah menunggu, walaupun sedikit berat. Dalam perjalanan saya berusaha menikmati dan mulai mengobrol atau mengeluarkan lelucon agar suasana menjadi ramai.

Karena masih di Bulan Ramadhan, saya dan saudara-saudara atau tepatnya bersama Mas dan Mba saya harus melaksankan sahur di jalan.Karena kami tidak membawa makanan, maka kami harus mencari makanan seadanya, untungnya kami menemukan sebuah stan makanan di salah satu SPBU, walaupun makannya didalam mobil, saya tetap senang karena bisa menjalankan ibadah puasa. Dan perjalanan terus kami lanjutkan.

Setelah melewati perjalanan yang jauh, akhirnya kami sampai di rumah nenek yang tepatnya berada di desa Sidomulya – Pacitan. Disana kami disambut oleh saudara-saudara dengan suka cita. Disana saya melewati ibadah puasa tidak beda jauh dengan dirumah sendiri, hanya yang membuat beda, disana waktu buka puasanya lebih cepat di bandingkan di Depok.

Tiga hari sudah berlalu, waktunya saya merayakan malam takbir didesa ini. Hal yang membuat saya ingin berlebaran disini adalah saya ingin melewati malam takbir disini, karena disini sangat jauh berbeda dengan suasana disana. Saya bersama mas saya perpawai naik motor mengelilingi desa sampai jam 21.30 WIB.

Tak terasa besok sudah Lebaran, saya harus mempersipakan diri untuk melaksankan sholat Id. Setelah sholat Id saya melaksanakan adat yang berlaku, yaitu bersalaman dengan kelurga yang lebih tua dengan duduk dibawah ( sungkem). Ketika kegiatan sungkem selesai, saya langsung menelpon orang tua saya yang ada di Depok, saya langsung meminta maaf kepada kedua orang tua dan kakak saya. Walaupun hanya Lebaran lewat telpon, tapi bagi saya itu sudah sangat cukup dan yang terpenting adalah saling memaafkan.

Bukan kali pertama ini saya merayakan lebaran jauh dari orang tua, tapi Lebaran tahun lalu saya juga demikian. Walaupun sedih tapi saya harus melewatinya karena memang itu pilihan saya. Tidak sedikit orang yang bertanya “ ngapain sih lebaran di jawa?, kan orang tua kamu disini, emang enak apa lebaran jauh dari orang tua?”. Pertanyaan seperti itu sudah sering saya jumpai, dan saya pun sudah memiliki jawaban yang tidak kalah hebonya “ aku mau cari suasana yang beda aja, udah gitu lebaran di jawa itu lebih rame nggak kaya disini. Hahahah”.

Kalau memang saya berani mengambil konsekuensi lebaran jauh dari orang tua, kenapa nggak di coba?, buat saya lebaran dimana saja tetap enak, asalkan hati kita bisa tenang dan nyaman. Walaupun sebenarnya lebaran identik berkumpul dengan orang tua, tapi berkumpul dengan nenek dan saudara lainnya juga nggak kalah asyiknya kok!!!

Kalau mau tahu rasanya lebaran jauh dari orang tua, cobain aja.???


Winna Widiyanengsih

XI IPA 5

copet, oh copet

Tingkat kriminalitas pada tahun ini dapat dinilai meningkat dari tahun-tahun sebelumnya, khususnya pada bulan september-oktober ini. seperti perampokan, penculikan, penodongan, copet dan sebagainya.

Kriminalitas dapat terjadi dimana saja apabila ada kesempatan bagi pelakunya contohnya pencopetan pada angkutan umum yang pada saat ini sedang marak-maraknya terjadi. Bukan saja hanya pada angkutan umum bus yang sudah tidak asing lagi di telinga kita, tetapi akhir-akhir ini pencopetanpun terjadi pada angkot (angkutan umum) daerah.

Berbagai macam modus yang dilakukan pencopet dalam menjalankan aksinya seperti modus kesehatan dengan cara berpura-pura sakit, hipnotis dengan cara menyentuh,berpura-pura menjual alat kesehatan atau menawarkan pengobatan alternatif dan juga dapat terjadi dengan cara membagikan selembaran bacaan agar tingkat konsentrasi pada barang yang kita bawa menjadi terpecah lewat bacaan itu.

Biasanya pencopet beraksi tidak sendirian ada 2 sampai 3 orang yang membantunya. mula-mula pencopet satu naik ke dalam angkot lalu di susul oleh pencopet lainnya dengan jarak yang cukup jauh. di dalam angkot tersangka sudah membagi-bagi tugasnya.seperti pencopetan yang saya alami pada akhir-akhir ini.

Pada saat aksi itu terjadi mula-mula ada satu pencopet yang berpura-pura muntah aksi itu bertujuan agar memusatkan perhatian penumpang kepada pencopet itu. di sisi lain pencopet yang satunya mengodok-ngodok tas korban, karena perhatian korban terpusat pada pencopet yang berpura-pura sakit pencopet itu pun dapat dengan lancar melakukan tugasnya.

Berikut ini tips-tips yang saya berikan untuk menghindari aksi kecopetan
- Bawalah barang-barang secukupnya,
-Berpenempilanlah sederhana, tidak berlebihan sehingga tidak memberikan kesempatan
-Simpan dompet, handphone, atau barang-barang penting lainnya di tempat yag aman seperti tas.
- Pilihlah tas yang memiliki penutup yang aman karena biasanya pencopet melakukan aksi pengodokan tas.

Oberada, karena kejahatan atau kriminalitas dapat terjadi dimana-mana apabila ada kesempatan. jadi WASPADALAH ! (FYR)


Pohon Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) dikenal sebagai salah satu tanaman obat di Indonesia. Asalnya dari Papua/Irian Jaya. Mahkota dewa merupakan tanaman jenis pohon yang berkembang dan tumbuh sepanjang tahun, ianya mampu mencapai ketinggian 3-4m.Batang bergetah terdiri dari kulit yang berwarna coklat kehijauan dan batang kayu berwarna putih, ianya berakar tunjang.
Kandungan Kimia
1. Daun : mengandungi antihistamin, alkaloid, saponin & polifenol (lignan)
2. Kulit Buah : mengandungi alkaloid, saponin & flavonoid.
3. Buah : alkanoid, tanin, flavonoid, fenol, saponin, lignan, minyak asiri & sterol.

Sifat & Khasiat
1. Kulit Buah dan Daging Buah : mengubati disentri (cirit berdarah), psoriasis & jerawat.
2. Daun dan Biji : mengubati pelbagai jenis sakit kulit seperti ekzim & gatal2.
3. Buah : antitumor, antidisentri,antiinsekta, mengubati eksim, hepatotoksik & antibodi.

* Komponen lignan baru yang terdapat pada ekstrak daging buah mahkota dewa berumus molekul C6 H2O O6 & berstruktur 5-{4(-menthoxy-phenyl-tetrahydrofuro-[3,4-c]furan-1-yl)-benzene-1,2,3-triol.

Antara Penyakit Yang Dapat Disembuhkan Dengan Campuran Mahkota Dewa
1. Kanser & Tumor
2. Eksim (Penyakit Kulit)
3. Diabetis Melitus (Kencing Manis)
4. Hipertansi (Darah Tinggi)
5. Hepatitis (Radang Hati)
6. Reumatik (Sakit Sendi)
7. Asam Urat (Arthritis Gout)
8. Penyakit Jantung
9. Gangguan Ginjal
Kandungan
Buah mahkota dewa mengandung beberapa zat aktif seperti:
- Alkaloid, bersifat detoksifikasi yang dapat menetralisir racun di dalam tubuh
- Saponin, yang bermanfaat sebagai:
o sumber anti bakteri dan anti virus
o meningkatkan sistem kekebalan tubuh
o meningkatkan vitalitas
o mengurangi kadar gula dalam darah
o mengurangi penggumpalan darah
- Flavonoid
o melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah
o mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penumbunan lemak pada dinding pembuluh darah
o mengurangi kadar resiko penyakit jantung koroner
o mengandung antiinflamasi (antiradang)
o berfungsi sebagai anti-oksidan
o membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau pembengkakan
- Polifenol
o berfungsi sebagai antihistamin (antialergi)

sumber: forum tanaman royal

Agif Andi P

"Libur Senang-Senang, Masuk Sekolah Meriang"

Liburan idul fitri kali ini sangatlah menyenangkan. Setelah satu bulan berpuasa dengan seabrek rutinitas yang sangat padat akhirnya tanggal 6 september sampai 18 September libur datang.. sebagian jadwal di sekolah dan di rumah pun berubah selama di bulan ramadhan. seperti, ketika praktik olah raga menjadi hanya teori saja, masuk sekolah menjadi lebih siang karena alasan "habis sahur". di rumah pun juga begitu, belajar yang biasanya jam tujuh malam sampai jam sepuluh, harus berubah menjadi jam empat sore sampai buka puasa dan berlanjut lagi seetelah pulang tarawih sekitar jam 20.30 wib.

Asyikknya bulan ramadhan kini telah berakhir, kerinduan yang kini muncul adalah waktu berbuka puasa yang selalu terasa istimewa setiap harinya.. momen buka puasa ini dapat menambah keakraban di rumah. Ciri khas rakyat Indonesia adalah berkunjung atau bersilahturahmi dengan sanak tetangga dan saudara-saudara yang ada di kampung halaman. tak terkecuali saya dan keluarga.

namun, ada kendala ketika saya dan mamah saya hendak pulang kampung ke Blitar, Jawa Timur. kakak saya yang bernama widya tidak bisa ikut karena dia baru bekerja di RSUD Cibinong. karena ada kasus KLB dari Jonggol yang 4 rt terkena muntaber jadi RSUD Cibinong ini menjadi rujukan. akhirnya kakak saya pun tak bisa cuti. ayah saya pun tak bisa ikut ke Blitar, karena harus menemani kakak saya di rumah.

perjalanan saya ke Blitar kurang lebih 19 jam. kami naik kereta dari Stasiun Senin Jakarta. setelah capek, duduk di kereta akhirnya sampai juga di Blitar. berhubung sepupu ku ada yang menikah akhirnya saya ikut sibuk jadinya dan tidak sempat istirahat yang cukup. setelah sibuk dengan pernikahan sepupu saya, keesokan harinya saya pergi ke makam Bung Karno yang tidak jauh dari rumah nenek saya di Blitar. disana saya membacakan doa dan mengunjungi perpustakaan yang ada di sana.

kagum... kagum sekali ketika melihat kumpulan buku sejarah yang ada serta foto-foto zaman kemerdekaan.. rasanya Bung Karno masih hidup,,,, namun itu hanya sugesti saya saja karena jelas-jelas beliau telah meninggal .

tak terasa waktu liburan telah habis, akhirnya saya kembali ke Cibinong. rutinitas yang padat kembali menjemput. Karena kelelahan, akhirnya saya sakit flu sehingga suara pun menjadi ngebass...

wilda diah ayu puspitaningrum XI IPA 4

Holiday in PANGANDARAN

Libur lebaran udah, sekarang udah masuk sekolah dan udah belajar seperti biasa,dan sekarang hanya tinggal kenangan-kenangan yang tersisa. Kenangannya liburan di Pangandaran dari mulai yang bête sampai yang seru. Betenya di sepanjang pergi sampai pulang macet banget,serunya sampai di sana jam 4 pagi langsung go to pantai dan tidak di sangka-sangka sudah ramai banget. Dari yang mulai main bola,nyalain petasan,pedagan-pedagan juga udah opening. Pokoknya mah di sana ramai banget,tapi aku tidak berani ke tepi pantai. Karena,ombaknya besar sekali,selain itu juga keadaan yang masih gelap gulita secara “jam 4 pagi” akhirnya,balik again deh ke tempat parkiran mobil yang ternyata lumayan jauh dari pantai.
Jam 7 pagi,balik lagi ke pantai dan ternyata tambah ramai. Akhirnya,aku dan keluarga memilih untuk pergi ke pasir putih dan wisata alamnya dengan menggunakan perahu nelayan yang di sewakan. Di sana bisa snookling,pantainya juga putih,abis itu jalan ke wisata almnya. Di sana terdapat gua Jepang dan monyet-monyet para penghuni hutan wisata alam.
Intinya,liburan di Pangandaran seru dan menyenangkan banget.

FIRDA RIANI
(XI IPS 4)

Kisah libur lebaran

Temen-temen semuanyaaaa, mau berbagi kisah selama liburan aja ni. Enjoy it :D

Liburan kali ini berbeda dari liburan sebelumnya. Liburan sebelumnya wisny mudiknya tahun baru, tapi sekarang lebaran di kampung halaman. Kami memutuskan untuk pulang kampung ke Kuningan, Jawa Barat saja yang lebih dekat dibandingkan ke Ngawi, Jawa Timur.
Setelah seminggu berturut-turut mengikuti info seputar mudik di berita, akhirnya kami memutuskan untuk mudik pada H-1 setelah shalat dzuhur. Kami tidak terburu-buru agar cepat sampai, kami berprinsip agar tetap santai. Alhamdulillahnya perjalanan kami sekeluarga lancar. Kami tiba di rumah nenek jam 20.00
Kami sekeluarga semangat menyambut hari nan fitri. Meskipun udara dan air di rumah nenek yang sangat dingin karena letaknya di kaki gunung ceremai, tapi pukul setengah enam pagi kami telah membersihkan diri dan bersiap-siap untuk melaksanakan shalat idul fitri.
Setelah selesai shalat idul fitri, kami makan-makan bersama seluruh sanak saudara. Senangnya liburan kali ini. Apalagi alhamdulillahnya nenek masih ada, jadi betapa senangnya lebaran saat itu. Setelah menyantap opr buatan nenek, kami semua berziarah ke makam kakek dan membacakan yasin.
Setelah selesai dari makam, orang-orang berdatangan silaturahim ke rumah kami. Kami tidak mengunjungi rumah-rumah yang lain, orang-orang lah yang mengunjungi kami, karna kabarnya kakek adalah sesepuh disana.
Selama 7 hari, wisny makan gak kurang dari 5 kali dalam satu hari, karna masakan nenek sangat enak. Setelah kurang lebih 7 hari yang setiap harinya menikmati masakan nenek, kami pulang ke rumah dengan membawa banyak bingkisan yang diberi oleh nenek. Begitulah kisah liburan wisny :D

Wisny Ima Prasetyo
XI IPA 1

membantu orang 'nyasar'

Ketika itu aku sedang menunggu adikku di Rumah Sakit. Aku pergi keluar untuk mencari kakakku, dengan asyiknya aku mendengarkan musik. Tiba-tiba ada seorang bapak-bapak bercerita kepada ibu disampingku. Tak sengaja aku mendengarkan pembicaraan yang berlangsung disana. Ternyata sang kerabat bapak itu meninggal di Cianjur, tapi sang bapak sedang berada di Cibinong. Dengan ratapan sedihnya sang bapak mengeluarkan Air Mata ketika menceritakan masalahnya kepada ibu-ibu yang ada di sampingku. Tidak cukup sampai disitu ternyata sang bapak juga hanya mempunyai ongkos 30.000 saja. Pada akhirnya si ibupun mengerti maksud si bapak, dan memberikan sebagian uangnya ke pada si bapak. Si bapak sangat berterima kasih kepada sang ibu yang baik itu.

Dari sini saya mengambil pelajaran bahwa berilah sebagian kecil harta kita kepada orang yang tidak mampu.semoga kisah ini menjadi pelajaran bagi ita semua…Tapi saya masih bingung, menurut anda kejadian tersebut merupakan motiv penipuan atau tidak?? (saya butuh jawaban yang membaca tulisan ini)



nama: fithriastuti nagari
kelas XI IPA U I

TRADISI LEBARAN YANG BERAGAM

Walaupun lebaran sudah berlalu namun pasti masih ada dalam benak kita bagaimana suasana disaat hari yang fitri itu. Berbagai macam tradisi lebaran setiap daerah berbeda sebenarnya pasti mengandung makna. Dibalik itu apapun tradisinya kita semua pasti pernah menjumpainya. Seperti tradisi yang ada di kota padang Sumbar Setiap kali Lebaran, Manambang adalah kegiatan anak-anak secara berombongan mengunjungi rumah-rumah warga untuk bersilaturrahim.
Rombongan mereka bervariasi, ada lima sampai delapan orang, bahkan ada yang jumlahnya belasan karena anak-anak itu, usai salat Idul fitri sudah bersepakat untuk pergi bersama-sama. Pemilik rumah, tak luput untuk menyahuti salam yang disampaikan rombongan anak-anak yang berkunjung itu. Ketika sudah disuruh masuk tuan rumah, rombongan anak-anak juga dihidangkan minuman dan kue lebaran.

Ada lainnya seperti Masyarakat lereng barat Gunung Merbabu menjalani tradisi merayakan Lebaran yang disebut sebagai "Sungkem Telompak" bertepatan dengan 5 Syawal 1431 Hijriyah di Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah yaitu Mereka yang berasal dari Dusun Keditan, sekitar tujuh kilometer ke arah timur Dusun Gejayan itu mengenakan pakaian adat Jawa dan kostum kesenian tradisional "Campur Bawur" antara lain ditandai dengan properti dua payung "songsong" berwarna kuning keemasan, bendera Merah Putih, kuda kepang, tombak, tameng, pedang, dengan tabuhan seperti "truntung", "jedhor", dan kenong tiba di halaman rumah Purwo Sugiyo yang juga juru kunci mata air Telompak sekitar pukul 12.00WIB.
Dari Lombok masyarakatnya juga punya tradisi yaitu tradisi Lebaran Topat dengan berzikir, berdoa, dan diakhiri makan bersama yang oleh masyarakat setempat disebut begibung. Perayaan dipusatkan di masjid, langgar Setelah matahari terbit, para lelaki mulai dari anak-anak hingga dewasa, berangkat menuju musala atau masjid terdekat dari kediaman. bersama. Sementara para perempuan dan ibu rumah tangga, menyiapkan makanan, lalu diantarkan ke masjid dan musala, untuk disantap bersama. Makanan yang disiapkan seluruhnya terdiri dari ketupat atau lontong dilengkapi dengan lauk pauk aneka rupa. Saat idul Fitri, masyarakat Sasak tak membuat ketupat. Makanan ini baru dibuat saat perayaan Lebaran Topat . Ternyata kita mempunyai tradisi yang beragam, tidak ada salahnya untuk kita hanya sekedar mengetahuinya.

*Nurani Rusmana P ( IX IPA 1 )

Libur Lebaran Ku..

Libur lebaran kemarin, aku tidak pulang kampung.
Aku menghabiskan liburanku dengan berjalan-jalan.
Hari pertama, seperti biasa aku pergi ke rumah nenek yang berada di kampung sebelah, dan bermaaf-maafan dengan saudara-saudara dari ayah dan ibu ku.
Hari kedua, aku pergi beriarah kubur ke makam mbah, buyut, dan saudara-saudara ku yang telah tiada. kegiatan tersebut rutin aku jalani pada hari kedua bulan syawal.
hari ketiga, aku pergi bersama kakak ku ke sebuah tempat perbelanjaa, saya berwisata kuliner dan nonton film.
hari keempat saya pergi ke ragunan bersama teman saya. disana saya melihat banyak orang-orang dan hewan-hewan yang aneh. :D
hari kelima, saya pergi ke sukabumi untuk berlibur dengan keluarga besar saya. Disana saya menghabiskan hari dengan berenang dan berkumpul dengan keluarga. saya berada di sukabumi selama 2 hari 1 malam.
hari ketujuh saya pergi ke kebun raya bogor bersama teman-teman saya. disana saya bertamasya, foto-foto dan 'gila-gilaan'.
Hari terakhir liburan saya pergi bertamasya ditengah pegunungan yang sangaaat indah, moment-moment bersama keluarga dan sahabat-sahabat yang tak bisa terlupakan pada libur lebaran. walaupun saya tidak mudik seperti kebanyakan orang lainnya yang memiliki kampung halaman, tapi saya tetap senaang sekali, karena mereka semua yang telah memberikan liburan saya menjadi sangat berkesan. :)

Annisa Sayyidatul Ulfa XI IPA 1
Jurnalistik

Buletin edisi Idul Fitri


artikel buletin edisi Idul Fitri
editing by :
1. Winna Widiyanengsih
2. Yulia Indah






artikel buletin edisi Idul Fitri
editing by :
1. Tiara
2. Melati







cover buletin edisi Idul Fitri
editing by :
1. Annisa Prianka
2. Stevano Budiono

MUDIK MACET? BAWA SANTAI AJA

Mendengar kata mudik, yang muncul di pikiran kita setelah kampung halaman pastilah perjalanannya. Perjalanan menuju kampung halaman tercinta. Hal ter-menyebalkan sepanjang perjalanan adalah ketika kita terjebak dalam macet panjang-yang-entah-akan-berujung-dimana.

Kalau sudah terjebak macet begitu, biasanya orang-orang akan ‘naik darah’. Padahal seharusnya, bawa santai saja. Itu kan perjalanan untuk hal yang menyenangkan. Memang sulit untuk mengatur emosi di tengah bunyi klakson sana-sini, tapi tidak ada salahnya mencoba daripada keluar sumpah serapah dari mulut kita, jadi dosa deh. Lebih baik kita bersabar, kan dapet pahala tuh?

Yang namanya penat, pusing, pegal ketika macet, itu hal yang wajar. Maka dari itu, tidak ada salahnya kita singgah dulu di kedai makanan ataupun tempat-tempat peristirahatan untuk sekedar menghilangkan rasa 3P itu. Kalau sekiranya semua sudah pulih dan merasa fit kembali, barulah kita melanjutkan perjalanan.

Koar-koar klakson, salip sana salip sini, itu memang sudah menjadi ‘pemandangan’ biasa katika mudik. Tapi, bagi kita yang dibekali otak berpendidikan serta bekal agama yang (Insyaallah) kuat, sepertinya agak kurang etis jika kita ikut-ikutan meramaikan suara klakson dan turut serta dalam acara salip-menyalip itu. Sekali lagi, sabar itu tidak salah kok.

Lagipula salip-menyalip pada saat kondisi lagi macet kan beresiko tinggi dan cukup berbahaya, masa sih kita rela menukar nyawa kita hanya untuk sampai ke kampung halaman? kan tidak? Yang ada, bukan sampai ke kampung halaman tercinta, malah ke Rumah Sakit atau bahkan Tempat Pemakaman Umum. Tidak lucu bukan?

Verdina Sri Mulia – XI IPA 1