Sabtu, 28 Januari 2012

Eksitensi Polisi

Warna-Warni

Aksi Polisi

Oleh: Fitri Andani

Aksi-aksi polisi menuai pertanyaan masyarakat luas. Sekedar Unjuk gigi atau Panggilan hati. Kepercayaan masyarakat akan aparat hukum kian merosot. Semulanya polisi adalah sosok yang disanjungi bahkan ditakuti namun saat ini berbalik posisi.

Polisi Republik Indonesia (POLRI) adalah pihak aparat yang berwajib melayani dan melindungi masyarakat, namun kedudukan polisi kini dipertanyakan akibat banyak sikap dan tindakannya yang menutup kepercayaan terhadap kewajian aparat kepolisian. Sudah banyak predikat buruk yang diceletuskan masyarakat luas untuk aparat kepolisian contohnya saja, Hukum bisa di beli, Damai itu uang, Hukum itu jabatan. Aparat kepolisian kini harus lebih bekerja keras mengembalikan citra baiknya demi kepercayaan masyarakat kembali.

Acara Polisi Sahabat Anak yang dilaksanakan di Mapolres Bogor, Jalan Tegar Beriman, Cibinong, pada Kamis (25/1/12) disambut baik para orang tua murid yang diberitakan oleh Bogorplus.com tersebut menarik perhatian saya untuk beraksi naluri jurnalisnya menderetkan serta mengupas berita tersebut sebagai bahan pendukung pembahasan aksi polisi yang warna-warni.

Salah satu orang tua siswa dari TK Tuntum Mekar, Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Meti yang diwawancarai oleh Bogorplus.com mengatakan, dirinya sangat mendukung dan merespon positif kegiatan yang dilakukan Polres Bogor, karena seluruh peserta bisa mendapatkan berbagai ilmu tentang tertib lalu lintas.Selain aksi kamis lalu di Jalan tegar beriman, aksi lain pernah dilaksanakan tingkat pelajar yaitu di SMA Plus PGRI Cibinong yang bekerjasama dengan Polres Bogor dalam kegiatan Police Goes to School dan Polisi Sahabat Anak (PSA).

Menurut sumber Radar Bogor.com, Kasatlantas Polres Bogor, AKP Fathoni Riza, melalui Kanit Dikyasa, Ipda Mulya Adhimara, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut bertujuan menyosialisasikan UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalulintas kepada para siswa. “Police Goes to School juga dilakukan dalam rangka kegiatan road safety partnership action (RSPA). Dalam pelaksanaannya, kita bekerjasama dengan Yamaha Mekar Motor dan Helm Carglos. Kata Mulya.

“Karena dulu ada stigma bahwa polisi dijadikan alat untuk menakut-nakuti anak-anak nakal atau berbuat kesalahan. Sehingga,kegiatan seperti ini perlu dilanjutkan” lanjut Mulya, kemarin.

Menurut seorang pelajar SMA Plus PGRI Cibinong menyatakan bahwa aksi polisi tersebut diyakininya 70% untuk eksitensi semata dan 30% untuk komunikasi dengan masyarakat.

Apapun aksi aparat polisi selama positif dan menuai manfaat pasti akan sangat disambut baik oleh masyarakat namun tidak diiringi dengan unsure eksitensi semata.

Oleh Fitri Andani

Student Day Jurnalistik

XI IPS 5

0 komentar: