Rabu, 16 Februari 2011

Harga Daging Sapi Terjun Bebas

Gara-Gara Impor Tanpa Dikenakan Bea Masuk

Harga Daging Sapi
Lokal Terjun Bebas

Membludaknya daging sapi impor membuat harga daging sapi lokal terjun bebas. Alhasil, ini merugikan peternak dalam negeri.
Berdasarkan pantauan Rakyat Merdeka di Pasar Induk Kramat Jati dan Pasar Cibinong, harga daging sapi dengan kualitas bagus saat ini berkisar Rp 60 ribu per kilogram. Sedangkan harga daging sapi jenis biasa sekitar Rp 55 ribu per kilogram.
Sebelumnya, harga daging sapi dengan kualitas bagus mencapai Rp 68 ribu per kilogram. Sedangkan daging sapi jenis biasa mencapai Rp 63 ribu per kilogramnya.
Para pedagang mengeluh penyebab anjloknya harga daging sapi dalam negeri karena kalah bersaing dengan daging sapi impor. Apalagi, masuknya daging sapi impor sekarang tanpa bea masuk atau nol persen.
Gelontoran daging impor yang ada menyebabkan peternak dalam negeri kalah bersaing. Akibatnya, peternak sapi lokal terpaksa menurunkan harga.
“Kita juga tidak anti impor, asal itu dilakukan ketika stok daging lokal memang kurang. Sekarang stok daging lokal lumayan stabil. Kalau impor terus, bisa-bisa harga daging lokal turun lagi dan peternak sapi menjerit. Tolong pemerintah pikirkan nasib kita,” pinta penjual daging sapi di Pasar Induk Kramat Jati Sukmajaya.
Menurut Sukmajaya, kebutuhan daging sapi selama bulan ini stabil dengan harga di pasar Rp 55 ribu sampai Rp 62 ribu per kilogram. Sedangkan harga daging impor biasanya lebih murah Rp 5.000 sampai Rp 6000 per kilogramnya.
Pedagang daging sapi yang lain, Suherman juga berharap pemerintah melarang atau membatasi impor daging sapi yang dikhawatirkan berpengaruh pada omzet penjualan daging sapi lokal.
“Beberapa bulan lalu hampir tidak ada daging sapi impor di sini (Pasar Induk Kramat Jati). Alhamdulillah penjualan daging sapi lokal bagus,” ujarnya.
Namun, Suherman juga tidak menampik, sempat terjadi ketimpangan pasokan dan permintaan. Akibatnya, secara bertahap daging sapi mengalami kenaikan harga. Masyarakat yang sensitif harga kemudian beralih membeli daging sapi impor yang kini telah memasuki pasar tradisional.
"Dibandingkan dengan daging dalam negeri, yang impor jauh lebih murah, bedanya bisa sampai Rp 20 ribu," jelasnya.
Suherman menambahkan, pada saat normal daging sapi lokal dengan kualitas bagus ditawarkan dengan harga Rp 60 ribu hingga Rp 62 ribu per kilogram. Sementara daging impor biasanya disimpan dalam lemari es dan dijual dengan kondisi membeku Rp 36 ribu-Rp 40 ribu per kilogram.
“Tapi, awalnya konsumen berpikir membeli daging impor karena lebih murah. Tapi belakangan saat mereka tahu kalau nanti daging beku itu mencair, beratnya menyusut. Mereka nyesel, harga murah, tapi daging susut, mereka juga yang bakalan rugi," pungkasnya.
Di Pasar Cibinong, pedagang daging sapi, Husen mengakui, meski produk daging impor membanjiri pasar tradisional, tapi tidak terlalu mempengaruhi harga daging sapi lokal yang ada.
“Tapi kalau daging impor yang masuk dibiarkan berlebihan, bukan tidak mungkin pedagang akan tergiur menjual produk daging impor yang jauh lebih murah. Otomatis keuntungan yang didapat lebih banyak. Kasihan pedagang daging sapi lokal,” ucap Husen.
Sekadar informasi, tahun 2010, jumlah impor daging mencapai 120.000 ton melampaui target yang dipatok pemerintah sebanyak 76.000 ton. Sementara, kebutuhan daging indonesia 2011 mencapai 56.000 ton. */ all crew Jurnal

0 komentar: