Jumat, 25 Februari 2011

MERASA PINTAR ATAU PINTAR MERASA??

Oleh: Fitri andani

Remaja cerdas yang beriman

tentu yang di harapakan.

Bakat atau pun potensi pada seseorang

Begitu beraneka ragam dan berbeda-beda.

Memiliki kelebihan merupakan hal yang membanggakan.

Tapi dalam hal itu bisa tertanam kesombongan.

Kebanyakan pada pelajar mereka sudah mampu merasa pintar

Tetapi tanpa di sadari sudahkah mereka mampu pintar merasa?


Masa-masa sekolah merupakan Masa-masa yang indah sekalipun penuh dengan tantangan yang penuh perjuangan.tugas seorang pelajar tentulah belajar dan berkarya. Sudah sewajar nya jika di sekolah Berlomba-lomba berkarya Mencetak prestasi.percaya diri Memang sangat perlu di tumbuhkan. Tetapi soladeritas dan nilai social juga Perlu terjalin. Agar membentuk keperibadian Jati diri yang terpuji dan berprestasi.

Usia remaja yang merupakan proses mencari jati diri dari diri sesorang dan mulai berencana untuk masa depan. Tapi di usia remaja juga sangat rentan akan keperibadian yang terpuji. Karakteristik sesorang memang beraneka ragam dan karakteristik itu sendiri bisa tumbuh dari berbagai factor misalnya factor gen, lingkungan, pergaulan dan pendidikan.

Kepribadian yang berbudi

Seorang pelajar tentu bukan hanya nila-nilai

Materi saja yang di dapatkan di sekolah tetapi Nilai social dan agama pun di berikan.

Banyak pelajar kini kurang memperhatikan nilai-nilai agama dan moral jadi antara ambisi berprestasi tidak di seimbangi dengan budi pekerti.

Kita boleh merasa pintar tapi sudahkah juga kita pintar merasa?

Dalam hal ini lebih kepada interaksi social setiap individu pada kehidupan social.

“saya juga merasa saya belum dapat menyeimbangi antara merasa pintar dan pintar merasa. Padahal itu sangat harus. Karena untuk apa hanya merasa pintar tapi akhlak nya buruk. Maka nya saya mau belajar menyeimbanginya.” Ujar hafidz siswa kelas x

jika kelebihan yang kita miliki tidak di gunakan dengan sebaik-baik nya dan sampai bertolak belakang menyeleweng di manfaatkan dengan hal-hal negatiif tentu itu yang di hawatirkan. Untuk itu sangat perlu keseiimbangan antara ambisi berprestasi dan kepribadian yang berbudi.

Kesenjangan social

Merasa pintar kebanyakan yang melekat pada pelajar sekarang di banding mereka dalam pintar merasa. Jika seseorang sudah merasa pintar pastilah tanpa di sadari bisa menimbulkan sifat sombong.tetapi jika seseorang sudah pintar merasa tanpa disadari pun dia bisa peka terhadap perasaan orang lain sehingga rasa soladeritas nya ataupun sikap peduli nya akan di berikan kepada orang lain.jadi sbenarnya antara ambisi berprestasi dan budi pekerti sangat di perlukan nya keseimbangan, jadi boleh lah kita mampu merasa pintar tetapi kita juga harus mampu pintar merasa.

Seharus nya kita dapat menyeimbangi dengan baik antara ambisi berprestasi dan budi pekerti. Dalam kehidupan , kita selalu berinteraksi dengan orang lain jadi kita juga harus benar dapat pintar merasa dalam arti kita itu harus memiliki keperibadian yang terpuji agar oang lain pun dapat merasa nyaman bereinteraksi dengan kita. Kita harus bisa pintar merasa karena agar tertanam kepribadian yang baik. Jika kita merasa pintar saja untuk apa jika kita nol dalam pintar merasa.

itulah yang seharusnya dapat kita tanamakan dalam diri dan di lakukan dengan baik. “ manusia sebagai makhluk social yang selalu berhubungan dengan orang lain dan tidak bisa hidup sendiri jadi kita juga harus benar bisa pintar merasa. Jika kita dapat menyeimbangi nya kesuksesan dapat kita rih dengan usaha yang lancer.” ujar fery guru sosiologi. Banyak sekali manfaat yang akan di dapatkan jika seseorang dapat menyeimbangi antara merasa pintar dan pintar merasa ataupun antara ambisi berprestasi dengan budi pekerti. Sesorang yang cerdas dan berhasil merupakan seseorang yang cerdas beriman. Milikilah kemaauan yang kuat sekuat-kuat nya tapi juga milikilah hati yang lembut.

Fitri andani

Crew student day jurnalistik

SMA plus PGRI cibinong

0 komentar: