Jumat, 25 Februari 2011

pengalaman adalah guru yang paling baik

Pengalaman adalah guru yang paling baik

Kita sering mendengar kata –kata tersebut dari orang tua ataupun dari senior kita yang dulunya pernah mengalami hal-hal buruk. Kenapa banyak yang bilang pengalaman adalah guru yang paling baik sedangkan pengalaman yang kita lalui atau rasakan belum tentu hal – hal baik. Bahkan kita lebih sering mengalami hal buruk, karna itulah pengalaman tersebut dijadikan pedoman atau guru sejarah agar tidak terulang. Sekarang siapa yang beranggapan bahwa pengalaman adalah guru yang baik???
Menurut saya pengalaman belum tentu guru yang baik. Karena apa? Terkadang pengalaman sendiri belum tentu selalu memberikan suatu hal / ingatan yang baik. Kemudian seiiring dengan jalannya waktu, banyak yang merevisi atau menambahkan peribahasa tersebut menjadi:

“...guru yang paling baik. Kalau bisa, bukan dari pengalaman sendiri“

Revisi tersebut mengakibatkan pada berkurangnya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan “suatu pengalaman“ tanpa harus tercebur seperti pelaku sebelumnya. Lebih penting lagi adalah adanya improvisasi atau peningkatan dengan adanya dialektika yang terus menerus terjadi.

Namun, ada anekdot di kalangan aircraft engineer dan pilot:

“Good judgement comes from experiences.
Unfortunately, the experience comes from bad judgement”

Yang artinya adalah penilaian baik datang dari pengalaman. Sayangnya, pengalaman berasal dari penilaian buruk. Nah, yang dimaksudkan disini adalah kita lebih sering menjumpai pengalaman atau event yang kurang mengenakan. Seperti contohnya saja sekarang masih banyak anak muda yang kebut-kebutan sehingga dapat menyebabkan kecelakaan. Hal ini tentu saja tidak bagus,melainkan buruk. Jadi kita lebih beranggapan bahwa mengemudi ugal-ugalan dapat menyababkan kecelakaan,sehingga kita tidak mau mengulangnya lagi. Jadi mungkin disini yang mau saya jelaskan adalah kita tidak selalu akan mendapat hal positive sebelum kita berpikir hal negativnya terlebih dahulu.
Lalu apakah kita harus menunggu sampai pengalaman itu mengajari kita?, misalnya kita melakukan kesalahan yang fatal, dan kesalahan itu kita jadikan pelajaran sebagai pengalaman?. Dalam kata lain, apakah kita harus mengalami dahulu baru merasakan?, itu pertanyaan yang selama ini saya cari tahu jawabannya. Yang saya tahu pasti adalah bagaimana caranya menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut. Mungkin waktu yang bisa menjawab pertanyaan tersebut, atau hati yang bisa menjawab semua perasaan itu. Atau mungkin anda tau jawabannya???
Tapi ada juga yang beranggapan bahwa pengalaman itu adalah guru yang paling sangat-sangat tidak baik dan tidak pantas, mengingat tanpa diajari teori kita disuruh langsung praktek, menghadapi masalah-masalah baru yang kita belum pernah tahu sebelumnya, sehingga kita pontang-panting dibuatnya. rumusan guru yang baik adalah bila guru tersebut mengajarkan teori terlebih dulu, baru membimbing kita dalam praktek secara benar.
Saat kita menginjakan kaki di bangku kuliha juga kita akan belajar dari pengalaman SMA. Ingat nak. Kita sudah dewasa. Bukan saatnya lagi untuk bermain-main dan bermalas-malasan. Apapun kesalahan yang kita lakukan dimasa lalu sebaiknya dijadikan sbagai pedoman hidup. Itulah hal teburuk yang pernah kita lakukan. Jadi usahakan agar kita tidak mengulanginya. Entah itu kejadian baik atau buruk, keduanya dapat kita jadikan pelajaran. Ibaratnya seperti cerminlah. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Sebab, hari-hari kemarin setelah dievaluasi ternyata kita banyak ngelakuin kesalahan. Sehingga kesempatan hari ini dan hari esok harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Tidak mengulangi kesalahan apalagi menambah kesalahan baru. Jadikan sebagai pelajaran berharga bagi kita. Insya Allah.
Pengalaman mengajarkan kita banyak hal. Pahit manisnya kehidupan membuat kita sadar bahwa tidak semua orang merasakan hidup yang sempurna. Seperti yang saya katakan tadi, guru yang paling baik,kalau bisa jangan dari pengalaman sendiri. Maksudnya adalah kita harus belajar dari pengalaman orang lain. Karna yang dialami orang lain belum tentu kita alami juga. Masa iya kita mau mencoba melakaukan kesalahan yang sama seperti orang lain. Hanya dengan mendengarkan kita bisa menjadi lebih baik.,
Jadi saya akan memberikan sedikit solusi disini. Yang mungkin akan berguna juga.

Pertama. Kehidupan yang kita jalan tak selamanya lurus. Pasti ada saatnya melalui jalan berliku dan terjal. Kaki kita mungkin untuk kesekian kalinya harus terpeleset dan membuat tubuh kita terjerembab. Tapi, nikmatilah dengan tenang dan sadar. Bangkit kembali dan jangan down! Ketenangan akan membuat kita bisa mencari jalan keluar. Kesadaran akan memberikan dorongan bahwa apa yang kita alami adalah nyata, dan perlu waspada sehingga tidak terlena atau malah terpuruk.
Kedua, guru bukan hanya milik kita sendiri. berbagilah dengan yang lain. Ini penting lho. Sebab, dengan berbagi pengalaman kepada orang lain kita jadi merasa ada teman dan insya Allah sebagai ladang amal dan pahala karena bisa memberikan manfaat atau inspirasi bagi orang lain. Siapa tahu, mereka akan belajar dari pengalaman hidup kita. Susah atau senang, sedih atau gembira. Ceritakanlah. Bila perlu secara total. Itulah gunanya belajar dari pengalaman orang lain
Ketiga, ambil hikmah dari setiap kejadian. Terkadang kita tak menyadari atau bahkan menganggap sepele suatu permasalahan. Renungkan perjalanan atau peristiwa yang kita alami. Ambil hikmahnya, jadikan sebagai pengalaman berharga. Agar ke depannya lebih baik dan lebih baik lagi. Insya Allah



By: Bayu Indra Permana (X.4)

0 komentar: