Minggu, 07 Maret 2010

Stop Men-judge Orang Sebagai Alay

Setiap manusia punya hak untuk menentukan dirinya sendiri untuk menjadi apa, bukan? Tak terkecuali untuk menjadi alay. Sebenarnya, apa sih alay itu? “Alay itu ‘anak kampung’, tidak tahu EYD -mengetik sms dengan susunan huruf yang berantakan-, tidak tahu cara berpakaian yang benar, dan berdandan secara berlebihan.” Begitulah tutur Selly – salah satu teman saya. Sebenarnya ucapannya itu ada benarnya. Seharusnya kita mengetik sms dengan kata-kata yang sewajarnya saja dan berpakaian pun –terutama pakaian sekolah- setidaknya gunakanlah pakaian yang secukupnya dengan tidak di kecil-kecilkan.

Tapi setiap orang punya kelebihan masing-masing, kan?

Melihat seseorang tidak seharusnya hanya melihat dari penampilah luarnya saja, tidak hanya melalui kekurangannya saja. Tetapi kita juga perlu melihatnya sedikit lebih dalam, melihat kelebihannya. Dan kita yang melihat hanya dari luar, cobalah untuk membuka mata. Tidakkah mereka sama dengan kita? Sama-sama memiliki kelebihan, sama-sana memiliki kekurangan.

Bercerminlah terlebih dahulu sebelum mengkritik orang. Kita tidakklah lebih dari seongok daging di hadapan-Nya. Tidak seharusnya kita -dengan seenaknya- menilai karakter seseorang. Ya, saya akui untuk melakukan itu bukanlah hal yang mudah. Karena saya sendiripun terkadang agak ‘jengah’ melihat mereka yang berpenampilan seperti-baju-kekecilan. Dan sebenarnya kadang saya sendiri juga menyebut mereka sebagai alay, tapi dengan cepat saya berpikir balik…

…bagaimana jika saya yang ada di posisi mereka? Bagaimana jika saya yang di-judge sebagai alay?

Tahukah kalian? Pemikiran tersebut ternyata memiliki ‘wonderful effect’. Dengan kita berpikiran demikian kita akan cepat menydari – bahkan memahami bagaimana rasanya jika kita yang ada di posisi mereka.

Cobalah untuk berpikir seperti itu. Dan sadarilah, semua orang berhak menentukan dirinya sendiri untuk menjadi apa yang mereka inginkan.

***

Verdina .S. Mulia
X.5








Ramdani Akbar
Kelas : X.5


Alay itu berlebihan. Berlebihannya di segala bidang. Dari sikap, penampilan, yah, pokoknya semua lah. Kalau saya melihat ‘orang alay’ -mungkin kebanyakan orang akan kesal- tapi kalau saya tidak. Saya justru ingin tertawa, bahkan parahnya -ketika saya melihat ‘orang alay’- saya sering kelepasan meledek orang itu. Namanya juga kelepasan, jadi gak ada unsur kesengajaan. Hehe . Menurut saya pribadi sih, alay itu gak salah. Mereka kan bahagia jadi alay, jadi yaa kita gak berhak sama sekali untuk men-judge mereka.

Hesti
X.4

Alay itu kampungan. Sikapnya norak abiiiiiss. Saya sangat risih jika melihat ‘orang alay’, rasanya ingin sekali merubah sikap orang itu menjadi orang yang sewajarnya. Tapi ya apa daya, kita kan bukan siapa-siapa. Kadang juga kalau alaynya parah bukan risih lagi, tapi jijik! Ya, ampuuun. Gereget deh!! Alay itu gak bisa dibilang salah tapi juga gak bisa di bilang benar. Masalahnya, orang kan berhak buat jadi kaya gimana, mau alay, lebay, norak, atau apapun. Itu hak mereka, bukan kewajiban kita juga buat ngerubah.


Tips :
- Jika melihat orang yang sekiranya alay, jangan di ucapkan. Cukup disimpan di hati saja.
- Jangan pernah bertindak seakan ‘kita pembasmi alay’. Cukup dengan mengingatkan.
Hanya tips sederhana, tapi mungkin dengan ini kita semua lebih bisa menahan diri 

0 komentar: