Senin, 06 September 2010

Kemunafikan

Waalaikumussalam Wr Wb

Saudara/i yang dimuliakan Allah swt

Nifaq (kemunafikan) lebih berbahaya daripada kekafiran dikarenakan nifaq adalah menampakkan keislaman namun menyembunyikan kekufuran, sebagaimana dikatakan Ibnu Manzhur bahwa nifaq adalah salah satu nama syar’i yang ditetapkan oleh syara’ yang makna istilah (terminologinya) belumlah dikenal sebelum islam, maknanya adalah menyembunyikan kekufurannya dan menampakkan keislamannya.

Oleh karena itu Allah swt mengancam para pelakunya akan dilemparkan ke dasar neraka, sebagaimana firman Allah swt :

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” (QS. An Nisaa : 145)

Adapun macam-macam nifaq adalah :

Ibnu Rajab mengatakan bahwa nifaq didalam syara terbagi menjadi dua :

1. Nifaq Akbar (terbesar), yaitu : seorang yang menampakkan keimanan kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir sementara dirinya menyembunyikan apa-apa yang dapat membatalkan sebagian atau seluruh perkara diatas. Inilah kemunafikan yang ada yang ada pada masa Rasulullah saw lalu Al Qur’an turun mengecam para pelakunya bahkan mengkufurkan mereka dan menginformasikan bahwa mereka kelak ditempatkan di dasar dari neraka.

2. Nifaq Asghor (terkecil) atau nifaq amali yaitu seorang yang menampakkan keshalehan secara terang-terangan sementara dia menyembunyikan hal-hal yang bertentangan dengannya.

Sesungguhnya setiap yang disebutkan didalam al Qur’an berupa ancaman bagi orang-orang kafir juga termasuk didalamnya para pelaku nifaq akbar karena kekufuran mereka adalah i’tiqodiy haqiqiy, tidak sedikit pun keimanan menyertainya karena (al Qur’an) menggandengkan kekufuran dengan kemunafikan dalam hal ancaman. Dan yang dimaksud dengan orang-orang kafir adalah orang yang menampakkan kekufuran mereka secara terang-terangan sedangkan orang-orang munafik adalah orang-orang kafir secara batin.

Orang-orang munafik amali—yaitu orang-orang yang bukan munafik i’tiqodiy—tidaklah termasuk didalam ancaman yang ditujukan kepada orang-orang kafir, mereka (orang-orang munafik amali) adalah para pelaku maksiat umat ini. Nifaq semacam ini adalah terhadap orang-orang yang terhinggapi dengan ciri-ciri kemunafikan. (al Mausu’ah al Fiqhiyah juz LXIV hal 1)

Hendaklah setiap muslim menghindari berbagai ciri-ciri nifaq amali seperti : bohong jika berbicara, ingkar janji, berkhianat terhadap amanah yang dititipkan kepadanya kemudian janganlah membiarkan apalagi membiasakan perbuatan-perbuatan semacam itu karena dapat menuntunnya kepada nifaq akbar (i’tiqodi).

Selain itu hendaklah setiap muslim senantiasa berdoa kepada Allah swt agar dijauhkan dari sifat nifaq ini, sebagaimana diriwayatkan dari Ummi Ma’bad berkata,”Aku mendengar Nabi saw berdoa dengan doa ini :

اللَّهُمَّ طَهِّرْ قَلْبِي مِنَ النِّفَاقِ ، وَعَمَلِي مِنَ الرِّيَاءِ ، وَلِسَانِي مِنَ الْكَذِبِ ، وَعَيْنِي مِنَ الْخِيَانَةِ ، فَإِنَّكَ تَعْلَمُ خَائِنَةَ الأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ " .

“Wahai Allah bersihkanlah hatiku dari nifaq, (bersihkanlah) amalku dari riya, (bersihkanlah) lisanku dari dusta, (bersihkanlah) mataku dari pengkhianatan. Sesungguhnya Engkau mengetahui pandangan mata yang khianat dan apa yang disembunyikan didalam dada.” (HR. Hakim (2/227), al Khotib (5/267), ad Dailamiy (1/478 No. 1953). Hadits ini juga dikeluarkan oleh ar Rafi’I (2/301). Al Munawiy (2/143) mengatakan bahwa al Iraqiy mengatakan bahwa sanadnya lemah)

Wallahu A’lam

sumber; muslim galeri.com

agif andi p

0 komentar: