Sabtu, 24 September 2011

HARGA NAIK, PELANGGAN KABUR

SENTUL, PEZATNEWS- sabtu, (24/09) banyak para ibu rumah tangga dan pembantu rumah tangga mengeluhkan kenaikan harga sembako yang terjadi tiba tiba. Tidak sedikit para ibu yang menyesalkan kejadian ini. Pasalnya, kebutuhan sehari hari mereka yang sudah besar, ditambah lagi kenaikan harga sembako ini membuat mereka harus berpikir keras agar uang belanja mereka tidak habis sebelum akhir bulan.

Belum lagi para pedagang yang semakin kesusahan karena kenaikan harga sembako. Banyak diantara mereka yang terpaksa mengambil keuntungan lebih sedikit dari biasanya dikarenakan kenaikan harga pokok ini. “ya kalo dibilang rugi sih tidak. Hanya saja keuntungan kami berkurang” ujar pak endang yang menjual daging sapi ini.

Lain halnya dengan bu Fatimah yang menjual daging ayam. Menurutnya kenaikan yang terjadi pada daging ayam tidak terlalu meresahkannya. Daging ayam yang biasanya dia jual dengan seharga Rp 22.500,-/kg nya, kini dia jual dengan harga Rp 23.000,-/kg . namun menurutnya, pemerintah seharusnya tetap memperhatikan pedagang pedagang kecil seperti mereka ini. “ kami sudah kesusahan, ya jangan dibuat susah lagi dengan menaikan harga harga pokok dengan tiba tiba. Pembeli juga bisa kabur kalau kami jual terlalu mahal” tuturnya.

Harga harga sembako lainnya, seperti beras, minyak, gula, dll tidak begitu mempengaruhi kantong para ibu. Hanya harga beraslah yang membuat mereka risau. Harga 1 liter beras mencapai Rp 6.500,- dengan kualitas rendah. “ saya sih tidak masalah harga beras mahal, kalau kualitasnya juga bagus. Lah ini?? Kualitasnya sangat rendahan. Dan rasanya tidak terlalu enak” ujar seorang ibu rumah tangga yang sedang berbelanja keperluan sehari hari.

Sebagai penjual, pak oman juga merasa tidak enak dengan para langganannya. “ ya pengennya sih nggak dimahalin. Tapi udah dari sananya mahal mau bagaimana lagi. Saya sih Cuma berharap harga beras diturunkan dan kualitasnya pun dinaikan lagi. Supaya para konsumen sendiri merasa puas” ucapnya mengakhiri.

-cynthia manurung- x.1

0 komentar: