Sabtu, 22 November 2014

SI PEMBUAT PENGUJI MAKANAN






Banyaknya makanan yang berpengawet membuat Siti Zahro Oktaviaannisa (16), atau yang akrab di panggil zahro ini membuat bahan peguji makanan berpngawet boraks. Oleh karena itu zahro yang memang menyukai berbagai macam Mia ini ingin membuat alat penguji makanan yang berpengawet boraks.

OLEH : SURYANA


Siswa SMA kelas XII yang bercita-cita menjadi seorang dokter ini berniat untuk membuat “uji coba kandungan boraks terhadap Mie” motivasinya adalah karena iya selalu ingin mencari tahu tentang boraks tersebut. Ya Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama natriurn tetraborat, berbentuk kristal lunak.  Boraks bila dilarutkan dalam air akan terurai menjadi natrium hidroksida serta asam borat.  Baik boraks maupun asam borat memiliki sifat antiseptik, dan biasa digunakan oleh industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya dalam salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut dan obat pencuci mata.  Secara lokal boraks dikenal sebagai 'bleng' (berbentuk larutan atau padatan/kristal) dan ternyata digunakan sebagai pengawet misalnya pada pembuatan mie basah, lontong dan bakso. Oleh karena itu Karena dia sering di nasehati oleh ibunya yang juga berfrofesi sebagai dokter selalu menasehati anaknya agar tidak terlalu memakan makanan berbahan pengawet dan kimia tersebut kara tidak baik untuk kesehatan. Dan dari situ memberitahukan anaknya bahwa agar berhati-hati membeli Mia kara mengandung boraks. Dari situ lah zahro mencoba membuat penguji makanan untuk Mia yang mengandung boraks.

CITA-CITA
Sejak kecil zahro yang bercita-cita menjadi seorang dokter kara ingin menolong sebanyak-banyaknya Orang. banyak orang yang membuat makanan dan di tambahkannya pengawet berbahaya untuk membuat makanan. Kara menurut dia itu membunuh manusia secara perlahan-lahan.

Bahaya Boraks
Penggunaan boraks ternyata telah disalahgunakan sebagai pengawet makanan, antara lain digunakan sebagai pengawet dalam bakso dan mie. Boraks juga dapat menimbulkan efek racun pada manusia, tetapi mekanisme toksisitasnya berbeda dengan formalin. Toksisitas boraks yang terkandung di dalam makanan tidak langsung dirasakan oleh konsumen. Boraks yang terdapat dalam makanan akan diserap oleh tubuh dan disimpan secara kumulatif dalam hati, otak, atau testis (buah zakar), sehingga dosis boraks dalam tubuh menjadi tinggi.  Pada dosis cukup tinggi, boraks dalam tubuh akan menyebabkan timbulnya gejala pusing-pusing, muntah, mencret, dan kram perut. Bagi anak kecil dan bayi, bila dosis dalam tubuhnya mencapai 5 gram atau lebih, akan menyebabkan kematian. Pada orang dewasa, kematian akan terjadi jika dosisnya telah mencapai 10 - 20 g atau lebih. “karna makanan itu sangat di konsumsi banyak orang tanpa di ketahui bahayannya, oleh karna itu saya membuat Test penguji makanan tersebut”- ujar Zahro.
Zahrro mengajarkan kita untuk menolong orang dengan cara apapun. Maka tidak perlu kita menolong orang dengan sesuatu. Menolong orang bisa dengan apapun dan bisa menyelamatkan dengan bagaimana pun sebelum terlambat.
                                                                            
                                                NAMA : SITI ZAHRO OKTAVIA                                
 KELAHIRAN : JAKARTA, 22 OKTOBER 2014   
 PELAJAR SMA PLUS PGRI CIBINONG

                                                                                  

0 komentar: