Sabtu, 12 Maret 2011

artikel buah impor :)

Banjir Buah Impor

Di Pasar Tradisional, Pasar Swalayan, dan supermarket

Maraknya buah-buahan impor di pasar tradisional, pasar swalayan,, dan supermarket membuat para petani cemas. Bagaimana tidak, buah-buahan impor telah membanjiri. Sulit untuk dipercaya, Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alam. Akan tetapi buah-buahan yang dijual di pasar tradisional, pasar swalayan, dan supermarket didominasi buah impor.

Apabila kita berfikir sejenak, tentu kita akan bertanya, “Kemana buah-buahan local kita?”. Pertanyaan seperti itu tinggal angan belaka. Sekarang Indonesia lebih suka memproduksi buah-buahan impor. Bukan hanya suka, bahkan menjadi teman sehari-hari.

Disamping harganya yang lebih murah dibandingkan buah-buahan local, buah impor memiliki keunggulan lain diantaranya yaitu : lebih enak dipandangnya, dengan kata lain penampilan buah impor lebih menarik. Sehingga para pembeli lebih terpikat kepada buah-buahan impor disbanding buah-buahan local.

Tidak dapat dipungkiri, setiap pembeli maupun penjual pasti pertama-tama melihat penampilan buah tersebut. Apabila buahnya menarik, penampilannya memikat, dan juga segar, siapa yang tidak tergiur? Pasti pembeli akan tergiur, apalagi kalau harganya murah.

Namun apabila buahnya tidak menarik, penampilannya tidak memikat, dan terlihat tidak segar, siapa yang akan tergiur? Apalagi kalau harganya mahal. Itu sudah pasti tidak akan laku terjual. Yang ada malahan rugi karena tidak laku habis.

Miris rasanya apabila di pasar tradisional, pasar swalayan, dan supermarket dibanjiri buah-buahan impor. Kasihan petani buah-buahan di Indonesia. Pasti mereka akan rugi besar karena kalah saing. Dimana hati pemerintah kita? Dan dimana perasaan para pejabat terhadap pasokan buah impor ke Indonesia? Petani yang dulunya semangat untuk bercocok tanam menjadi tidak semangat karena kalah saing dengan buah-buahan impor. Para petani bercocok tanam buah-buahan menantang sengatan matahari namun apa yang didapat? Hanya rasa lelah? Hanya rasa kantuk? Hanya cucran keringat yang menetes? Hanya itu? Sungguh tidak adil.

Ironis sekali apabila dilihat kerja keras petani buah-buahan, susah payah, jerih payah mereka dengan uang yang dihasilkan tidak sebanding, yang ada para petani malahan rugi dan harus menutupi kerugiannya dengan kerjakeras bertahun-tahun.

Maka dari itu, cintailah produk Indonesia jika ingin Indonesia tidak sia-sia dengan sumber daya alamnya. Membeli buah local 1 Kg sama saja membantu para petani Indonesia untuk terus bercocok tanam buah-buahan, marilah produksi buah-buahan local dari sekarang! :)


dipostingkan oleh : Elsa Kartika Sari Sunarya

kelas X Unggulan 4

0 komentar: