Sabtu, 19 Maret 2011

Warga Jepang Tenangkan Diri di Borobudur

Seorang warga Jepang menenangkan diri akibat gempa bumi dan tsunami di negara itu dengan tinggal selama beberapa waktu di rumah saudaranya di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

"Adik saya, Yukiko, tidak apa-apa hanya untuk menenangkan diri karena stres menghadapi gempa. Tadi pagi berangkat dari Jepang, diperkirakan nanti malam tiba di sini," kata Yasumi Ishii, kakak kandung Yukiko, di Borobudur, Jumat (18/3/2011).

Yasumi telah 16 tahun terakhir bersama suaminya Umar Chusaeni tinggal di rumahnya sekitar 500 meter timur Candi Borobudur, mengelola galeri seni.

Ia mengatakan, adiknya bekerja di salah satu perusahaan di Tokyo, suaminya saat ini di Osaka sekitar 300 kilometer barat Tokyo, sedangkan kedua orang tuanya tinggal di Yokohama.

"Orangtua kami sebenarnya saya minta ke Borobudur juga, tetapi mereka ingin tetap di sana karena kondisi Yokohama relatif tidak apa-apa. Keadaan orang tua kami juga tidak apa-apa di Yokohama," katanya.

Ia mengatakan, adiknya berangkat ke Indonesia menggunakan penerbangan dari Osaka, singgah di Denpasar, Bali, untuk kemudian melanjutkan penerbangan ke Bandara Adi Sucipto Yogyakarta.

"Nanti malam kami jemput ke Yogyakarta untuk kemudian ke Borobudur," katanya didampingi Umar di galerinya Limanjawi Art House Borobudur Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.

Pada kesempatan itu ia menyatakan, adiknya ke Borobudur pascagempa dan tsunami Jepang bukan sebagai pengungsi supaya tidak merepotkan pemerintah kedua negara.

"Dia berangkat ke Indonesia dengan mengurus visa turis, mungkin untuk dua atau tiga minggu di sini, sambil melihat perkembangan situasi di Jepang," katanya.

Hingga saat ini adiknya itu telah sekitar lima kali mengunjunginya di Borobudur. "Kami dua orang, kakak beradik. Setiap dua tahun sekali memang dia ke sini. Rencananya April nanti dengan mama dan tante dari Yokohama ke sini, tetapi batal karena gempa dan tsunami," katanya.

Ia mengaku, hingga saat ini dirinya terus memantau keadaan di Jepang pascagempa dan tsunami terutama melalui pemberitaan media massa dan internet. Kerusakan terparah akibat bencana itu terutama di wilayah utara Jepang di Prefektur Miyagi dan sekitarnya.

"Memang sedang banyak kesulitan di Tokyo seperti bahan makanan yang mulai sulit didapatkan di swalayan, bensin, harus antre panjang, transportasi sudah beroperasi tetapi belum normal, listrik giliran," katanya.

sumber : http://kompas.com

Rony Anugrah
X unggulan 5

0 komentar: