Sabtu, 28 Agustus 2010

Saudariku... Ingatkan aku, ingatkan aku :)

Anak itu berseragam pramuka. Lengkap. Tak lupa dengan topi hitamnya yang bertengger di kepala. He is a boy, isn't he?, pikirku. Dia berdiri di depan pintu kelas dengan tangan di saku celana. Menatap kakak-kakak kelasnya di bangku kelas 5 yang masih asyik reading. Sementara dia yang kudapati bernama Wahyu (bukan nama sebenarnya), masih menunggu beberapa menit ke depan untuk dapat masuk kelas sebagai kelas 3.

Tak lama momen itu terjadi. Beberapa anak menghampirinya. Entah apa yang mereka ributkan, akhirnya sampai juga ke telingaku. Sayup kudapati sebuah pengertian. Wahyu ternyata diledekin oleh temannya, karena gaya nya yang cukup girly ketika ia bicara. Tampak pada saat ia memainkan gesture tubuhnya, ataupun saat ia berkomunikasi secara verbal. Dia juga lebih memilih duduk sebangku dengan teman wanita.

Selang beberapa waktu. Saat pergantian jam. Ia mendekatiku.

"Bu...liat lah tu..." katanya mengadu. Tentu dengan gaya girly-nya yang memukau. Anak-anak lain terkekeh. Aku sempat terpana dengan gayanya di hadapanku barusan. Lantas,

"Wahyu, gayanya yang tegap dong..Masa' gayanya kaya temen-temen yang perempuan"

Dia diam menunduk. Tanda tak suka. Wajahnya yang tadi cukup cerah meriah, berganti mendung yang nyata.

Sudah pergantian jam. Maka aku harus meninggalkan kelas.
***
Terkadang kita perlu untuk mendapatkan shock teraphy sejak dini. Untuk sebuah kebiasaan yang bisa memahatkan sebuah persepsi negatif dan tentunya mengancam kepribadian positif kita. Mungkin saja, prilaku dari Wahyu tadi terbentuk, karena tak ada dari orang-orang terdekatnya yang memberikan sebuah teguran dan pendekatan berarti agar dia berubah.

Aku bukannya tanpa alasan menuliskan ini. Kejadian serupa namun dalam konsep yang berbeda juga sempat terjadi padaku.

Beberapa waktu lalu, sahabatku 'menyerangku". Dia menggugat TIGA HAL yang tak ia sukai dariku. Dan aku kaget! Karena selama ini tak seorangpun mempermasalahkan hal itu padaku! Bahkan sebagai pembelajaran bagiku, ia katakan sementara waktu ia akan stop berkomunikasi denganku jika aku belum pelan-pelan mengubah kebiasaan jelekku itu!

3 hal mengejutkan bagiku itu adalah :
1) Stop bilang : "duuuuh.. kayanya ga bs deh!!!!"
2) Stop : mengeluh, dan merasa jadi orang paling menderita sedunia!
3) Stop : nyuruh-nyuruh orang, nge-bossy ama adik sendiri. Sertakan "Tolong dong.." stiap ingin minta bantuan

Aku pias. Mulai akan berceloteh,

"Kenapa siy emangnya? Apa salahnya? Orang-orang deket aku aja ngga pernah komplain..gak pernah ada yang komplain. Dan aku tidak melakukannya pada semua orang" kataku. Walau bibir menolak, tapi pikiranku terapung-apung, campur aduk dan menggeliat kaget.

Apa iya sih? Sebegitunyakah??

"Kamu mungkin gak sadar.." katanya.

Ia memprotes beberapa kesalahanku yang ia dapati padaku.

"Bete tw ga,,, denger keluhan yang dari hari kehari itu-itu aja, ngerasa paling bodoh lah, ngga berguna, takut inilah, itulah,,,... mungkin orang deket disekita kmu emang ngga masalah. Tapi tetep saja prilaku begitu ngga baik.. ingat girl, masih bnyak orang yang lebih menderita ketimbang kmu, dan mereka tetap bs hidup ampe sekarang, kuncinya adalah bersyukur aja sama yang kita punya hari ini"

"Hentikan sifatmu yang suka ngeles 'Biarin begini..aku tw koq resikonya..jd, mw ngapain aja?bebas donk!.." tiap ngelakuin keteledoran. Gak dewasa banget, tau ngga! Tolong ubah.."

"Trus biasain ngerjain sgala sesuatunya sendiri. Masa suka banget nyuruh-nyuruh temennya 'Colokkin dong charger lap top, ambilin dong buku yang itu. Beresin dong, sekalian..'. Apa ngga kasian ma temennnya. Mandirilah, jangan ngandelin orang untuk hal-hal kecil dan ringan kayak gitu"

Aku menggigit bibir. Memang benar, bukan hanya itu saja, aku jadi semakin ingat jika ada tugas, aku slalu paling parno duluan, malah kadang minta orang lain untuk ngerjain. Lebih aman hehehe (*meski hasil akhirnya tak sebagus jika ku kerjakan sendiri*). Mereka juga yang slalu mengingatkanku dan mastiin klo aku bisa ngelakuin apapun, klo aku akan mulai kegiatan baru. Ups begitu Nyampe dirumah aku dengan entengnya minta adik-adik, anter kemana pun yang aku mw, maksa ini itu, tanpa peduli mereka mw apa ngga! Lagi sibuk atau cape apa ngga. Weh.weh! Benar! Jelek banget!! Maafkan.maafkan

orang-orang deket ku yang lain bilang "Halah..biasa aja kalii... ngga ngaruh ah" katanya saat aku "mengadukan" gugatan sahabatku yang lain.

Tapi sungguh. Aku mulai berpikir. Bisa jadi sahabatku benar. Aku saja yang tak sadar.

Finally,

Maafkan aku, kawan (*juga adik-adikku tercinta hihihi) Kuharap shock terapy dari siapa saja bisa kembali mengarahkan aku ke belokan negatif mengarah kembali kepada perjalanan positifku. Sehingga hal-hal yang terlihat kecil dan tak terdeteksi mata batinku, dapat kupahami dan kumengerti untuk sadar!

Ingatkan aku, ingatkan aku, ingatkan aku! (Dian*/berbagai kisah dan pengalaman)

0 komentar: