Jumat, 15 Oktober 2010



JAKARTA - Jakarta International Film Festival (JiFFest) 2010 mengalami kendala dana. Selama 11 tahun terakhir diselenggarakan, nyaris tak ada bantuan dari pemerintah. Bahkan, tahun ini Kemenbudpar (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata) belum membantu.

"Dari Kemenbudpar masih Rp0. Paling tinggi kita pernah dapat bantuan pada tahun 2005 dari Pemda Rp1,2 miliar. Itu pun sudah sangat susah," ungkap pendiri JiFFest, Shanty Harmyn, yang ditemui di acara jumpa pers 'Save Our JIFFest', di Gedung Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Kamis (14/10/2010).

Kata Shanty, sulit mengubah pola pikir pemerintah yang hanya melihat visi dari JiFFest.

"Ini dilihat sebagai beban, bukan opportunity (kesempatan). Padahal, banyak benefit (keuntungan) yang didapat dari festival ini. Menurut saya, pemerintah belum mengerti," ujarnya.

Shanty memaparkan, idealnya pendanaan acara sejenis adalah sekira Rp4-5 miliar. "Itu untuk yang amat sangat baik. Idealnya pendanaan 30 persen dari pemerintah pusat, 30 persen dari Pemda, sisanya swasta," urainya.

Semakin ke sini, kian susah bagi JiFFest mendapatkan sponsor karena lokasi penyelenggaraan di bioskop, sementara pemilik bioskop mementingkan kepentingan bisnis.

"Permasalahan festival film di dunia kebanyakan memang masalah tempat karena bioskop punya kepentingan bisnis sendiri. Setiap tahun venue kita pindah-pindah. Sedangkan sponsor masih mengingat exposure brand mereka. Orang nonton duduk di bioskop, ini yang jadi pertimbangan sponsor susah," urainya.

JiFFest 2010 terancam ditunda perhelatannya menjadi tahun depan karena dana yang dibutuhkan Rp2 miliar, baru terkumpul setengahnya. Bila event ini tetap digelar pada 27 November - 3 Desember esok, maka ada kemungkinan harga tiket dinaikkan untuk menutup kekurangan biaya.

(http://id.omg.yahoo.com/news/jiffest-2010-bantuan-kemenbudpar-rp0-zwp4-382580.html)

annisa sayyidatul ulfa XI IPA 1

0 komentar: