Sabtu, 16 Oktober 2010

Kehidupanku dengan surat kabar

Kring, kring, kring bel sepeda sang loper Koran berbunyi, ayahku sudah bersiap di pintu pagar untuk mengambil Koran nya. “ hot news nya apa bang?” Tanya ayahku. “wah, saya juga kurang tahu tuh pak, heheh”. Jawab si loper Koran.

Surat kabar atau yang lebih dikenal dengan sebutan Koran berasal dari bahasa belanda = krant, bahasa perancis = courant, yaitu suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah, yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topic. Surat kabar juga bisa berisi komik, TTS dan hiburan lainnya. Surat kabar umum, biasanya terbit setiap hari.

Pertama kali yang ada dibenak ku tentang Koran adalah membosankan, bacanya ribet karena kegedean, tapi penting juga sih buat informasi di kehidupan kita. Koran memang sangat penting bagi kehidupan. Bayangkan saja Koran yang berpuluh-puluh lembar dan beratus-ratus informasi dapat kita beli dengan harga maksimal Rp. 3000 . Pertama aku memang tidak begitu respon terhadap Koran, Koran yang biasa ayahku beli setiap hari tak pernah aku sentuh kecuali untuk membungkus sesuatu, memang perlakuan ku terhadap Koran sedikit kejam, tapi tidak untuk sekarang. Aku mulai membuka koran ketika aku tidak sengaja melihat gambar idolaku. Dan aku mulai membuka rubik yang lainnya. Ternyata asik juga. Esok harinya aku terus ketagihan membaca Koran lagi. aku jadi tahu informasi ter-update hari itu. Aku merasa paling pintar sendiri tentang berita-berita, hot issue dan yang lainnya. Mungkin hal awal ku berfikir tentang Koran itu membosankan itu hilangsetelah informasi yang disampaikannya begitu menarik. Jadi pada intinya jangan menilai sesuatu dari cover nya saja sebelum kita melihat isinya. Cover hanya sekilas dari isi, tetapi isi adalah segudang bahasan yang mendeskripsikan semua yang ada dilapisan atmosfer. Yang kita tahu menjadi tahu banget.

(Annisa Sayyidatul Ulfa) XI IPA 1

0 komentar: