Sabtu, 23 April 2011

Ketidakstabilan Harga Sembako

Negara indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki permasalahan perekonomian seperti pengangguran, kemiskinan, dan harga sembako yang menjadi permasalahan utama di negara berkembang seperti di Indonesia.

Sistem pasar bebas yang sudah masuk ke Indonesia membuat persaingan pasar semakin mengkhawatirkan. Jika kita menengok pada masa-masa sulit di tahun 1990-an dimana presiden soeharto masih menjabat, pemerintah selalu berupaya sekuat tenaga miningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, semua upaya-upaya yang dilakukan pemerintah tidak selalu mulus tanpa hambatan melintang, dan terkadang jumpa dengan kegagalan. Mulai dari kurangnya lapangan pekerjaan sampai ketidakstabilan harga dalam bidang sembako. Kalau begitu bagaimanakah kabar harga sembako saat ini?

Ternyata, keadaan sulit masa lalu masih kita rasakan saat ini. Buktinya adalah ketika dua bulan lalu keadaan naik-turunnya harga sembako masih terjadi. Bahan-bahan pokok seperti beras, minyak, sayur, telur, dan gula yang menjadi bahan dasar dalam makanan untuk kehidupan sehari-hari yang dikondisikan dengan uang pengelusrsn, dan secara otomatis jika harga bahan pokok melesat itu menjadi suatu permasalahan tersendiri yang meresahkan bagi masyarakat.

Menurut seorang ibu rumah tangga, Lastri(39) menuturkan bahwa memang sudah 2 bulan belakang mulai naik jauh, sehingga ia harus menyiapkan starategi tersendiri untuk mengahadapi permasalahan itu. “Keadaan harga sembako 2 bulan terakhir ini memang meresahkan saya sebagai ibu rumah tangga, dengan gaji saya dan suami yang ada kami harus sedikit mengencangkan ikat pinggang, karena tingginya harga yang naik hingga 75% dari harga biasanya”, tutur ibu rumah tangga yang sudah mempunyai 3 anak ini.

Bahkan saking tingginya lambungan harga sembako ini 2 bulan lalu ikut membuat para pedagang mengurangi pasokan bahan-bahan pokok yang membuat penghasilan mereka menurun secara drastis. “Kenaikan harga yang terjadi 2 bulan lalu tidak hanya meresahkan warga saja, saya sebagai pedagang juga ikut resah dan mendapat dampak yang sangat kelihatan. Ketika saya harus mengurangi pasokan harga sembako yang disesuaikan oleh permintaan konsumen membuat penghasilan saya menurun secara drastis”, jelas Lilis(41) seorang pedagang sembako di daerah Cikaret,Cibinong.

Masa-masa kritis seperti kemarin memang sudah berlalu dengan semua harga-harga yang mulai stabil. Akan tetapi, apakah kejadian-kejadian yang seperti ini harus terulang kembali? Kalau sudah begini siap yang harus di salahkan? Dimanakah peran serta pemerintah?

Lilis seorang pedagang sembako yang kami wawancara menuturkan harapannya kepada bangsa ini yang ia lihat semakin hari semakin tidak dapat dipikirkan lagi akting para aktor dan aktris di panggung perwakilan rakyat sana. “Harapan saya terhadap negri ini adalah harus merubah semua sistem pemerintahan yang begitu-begitu saja, bagaimana para DPR mau berhasil menjalankan tugasnya kalau sebelumnya mereka sudah diberikan keistimewaan dan fasilitas yang sangat berlebihan. Apakah mereka tidak melihat kebawah para rakyatnya yang sampai saat ini belum pernah merasakan bagaimana rasanya sepiring nasi. Apa gunanya juga mereka membuat gedung baru yang menghabiskan duit bermiliyar-miliyar?” jelas pedagang yang mungkin memang sudah lelah dan penat akan tingkah laku para dewan pemerintahan bangsanya sendiri yang tidak habis-habisnya membuat ulah.




Foto Dokumentasi yang berhasil kami dapatkan.



Contoh Barang yang dijual di Toko Sembako yang kami wawancarai.

Nama Kelompok :

*Alif Nugraha

X unggulan 2

*Hobir Nur Ikhsan

X unggulan 5

*Rony Anugrah

X unggulan 5


0 komentar: