Sabtu, 09 April 2011

Rapat Paripurna Bahas Gedung Baru Ricuh

RAPAT paripurna membahas soal gedung baru DPR, Jumat (8/4) berlangsung ricuh. Anggota Fraksi Gerindra dan PDI-P memilih walk out karena pimpinan sidang Priyo Budi Santoso tak memberi kesempatan lagi untuk menyampaikan interupsi dan mengenakkan palu sidang tanda perdebatan tentang gedung baru selesai.

"Kami tetap konsisten dengan sikapnya yang meminta DPR untuk menunda dan meminta perencanaan ulang pembangunan gedung baru. Kami akan mempertanyakan mengapa pimpinan tidak membacakan sukap resmi kami tersebut." kata Ketua F-PDIP DPR Tjahjo Kumolo di Gedung DPR Senayan. Jakarta Pusat. Jumat (8/4).

Menurut Tjahjo, F-PDIP secara resmi Juga akan menyurati pimpinan DPR atas sikap F-PDIP terkait pembangunan gedung. "Kami akan menyampaikan seobyektlf mungkin apa yang ditayangkan yang dipaparkan dalam rapim, apa yang menjadi sikap dari masing-masing fraksi," ujarnya. Dia Juga menambahkan, Jika ada fraksi yang setuju dan menolak, hal tersebut merupakan hak masing-masing fraksidan harus dihormati.

Sekretaris Fraksi Gerindra Edhy Prabowo Juga mengatakan suasana rapat sudah tidak kondusif lagi dengan keputusan yang tidak memperhatikan aspirasi rakyat. Rencana pembangunan gedung baru terus dilanjutkan sementara masyarakat masih tak sepakat.

"Kita kan sudah sampaikan sekali lagi ini bukan manuver. Kita hanya sampaikan gedung tak urgent. Ruangan Ini bukan tak baik, kami nyaman dengan Ini tinggal tuntutan kinerja apa. Dasar kinerja yang diharapkan rakyat apa? Kerja baik dan menerima aspirasi mereka kan. Di situ kita diuji. Kita sudah ngotot, kami WO (walk out) tentang anggaran masalah gedung," ujarnya.

Sebelum keluar dari ruangan,anggota Fraksi PDI-P Maruarar Sirait sempat maju ke meja pimpinan di ruang paripurna. Tindakannya membuat suasana sidang cukup ricuh. Namun. Maruarar hanya Ingin menyampaikan aspirasinya langsung kepada pimpinan. Dia berbicara dengan Ketua DPR RI Marzuki Alle. "Saya hanya Ingin sampaikan sikap PDI-P tidak abu-abu. Kami Jelas menolak gedung baru." tegasnya.

Bantah Disuap

Ngototnya pimpinan DPR melanjutkan gedung baru menyisakan pertanyaan, bahkan memunculkan isu bahwa mereka telah disuap. Dua perusahaan kontraktor proyek pembangunan gedung baru DPR diduga telah memberikan sejumlah uang muka ke pimpinan DPR. Namun, sejumlah dana tersebut kemudian tidak disampaikan kepada fraksi-fraksi. Akibatnya, banyak fraksi yang menolak proyek senilalRp 1,18 triliun.

Menurut Sumber di DPR informasi tersebut pertama kali diketahui melalui pesan singkat. Isi pesan tersebut mengatakan bahwa tak satupun fraksi yang menerima uang muka tersebut

Saat dikonfirmasi kebenaran kabar tersebut. Wakil ketua DPR. Priyo Budi-Santoso memastikan kabar tersebut tidak benar.

Sumber : http://bataviase.co.id/node/633445

Rony Anugrah
X unggulan 5

0 komentar: